Penangkapan Pejabat FIFA seperti Film Mafia

Sepp Blatter diminta menyingkir dari pencalonan kandidat sebagai Presiden FIFA berikutnya.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 27 Mei 2015, 22:03 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2015, 22:03 WIB
Sepp Blatter (© AFP 2009)
Konferensi pers Presiden FIFA, Joseph Blatter di Borg El-Arab Military Stadium, 220 km utara Kairo jelang upacara pembuka Piala Dunia U-20 di Mesir. AFP PHOTO/CRIS BOURONCLE

Liputan6.com, Zurich - Penangkapan sejumlah pejabat FIFA atas kasus korupsi mengejutkan sebagian pihak. Tak terkecuali Ketua Umum Asosiasi Sepak Bola Irlandia (FAI), John Delaney, yang menggambarkan penangkapan itu sebagai hal yang menyedihkan.

Menurut Delaney, penangkapan para pengurus FIFA tersebut terlihat seperti film-film mafia. Padahal, FIFA sendiri bakal melakukan kongres ke-65 mereka, yang sekaligus merupakan pemilihan Presiden FIFA untuk periode 2015-2019.

Kepolisian Swiss mengonfirmasi enam pejabat FIFA ditangkap di Zurich, jelang berlangsungnya kongres tersebut. Wakil Presiden FIFA yang juga Presiden Concacaf, Jeffrey Webb, salah satunya masuk dalam daftar investigasi yang juga dilakukan FBI tersebut.

"Itu terlihat seperti yang tampak dalam film mafia. Tidak ada yang mengejutkan saya dengan FIFA, itu adalah hal yang menyedihkan tentang FIFA," kata Delaney, seperti dilansir RTE Radio One, Rabu (27/5/2015).

"Ketika Anda bangun pagi ini dan mendengar peristiwa itu, itu mengejutkan dan sangat menyedihkan," tambahnya.

Kemudian, Delaney juga meminta Presiden FIFA saat ini, Sepp Blatter untuk menyingkir, karena sudah terlalu lama memimpin induk organisasi sepak bola dunia tersebut. Delaney juga menegaskan, dalam pemilihan nanti, dia tak akan memilih Blatter untuk menjadi Presiden FIFA periode berikutnya.

"Selalu ada kontroversi di sekitar FIFA dan pemerintahannya serta satu orang yang selalu ada di puncak pimpinan yakni Sepp Blatter. Dia harus bertanggung jawab untuk itu dan itulah kenapa sejak kemarin saya katakan kami tidak memilih dia," bebernya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya