Liputan6.com, Jakarta - Setelah kompetisi sepak bola yang vakum berbulan-bulan, sebuah turnamen bernama Piala Presiden akhirnya bisa digelar. Turnamen itu bertujuan untuk menghidupkan sepak bola Indonesia, yang harus berhenti akibat kisruh PSSI dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Para pemain yang sebelumnya kebanyakan tak lagi berlatih bersama klubnya lagi, jelang Piala Presiden mulai berlatih rutin lagi. Kondisi ini boleh jadi mengancam para pemain untuk lebih mudah terkena cedera.
Kendati sebagai pemain profesional mereka tetap menjalani latihan mandiri, kebutuhan dan tuntutan untuk turnamen seperti Piala Presiden sangat tinggi. Para pemain harus memiliki persiapan yang ideal, jika tidak, cedera bakal menghantui mereka selama Piala Presiden.
"Sebagai pemain profesional, tentu mereka tetap berlatih, hanya latihan yang mereka lakukan belum tentu memenuhi kebutuhan dan tuntutan pertandingan dalam Piala Presiden, mengingat jadwal yang cukup padat," terang Fortunella Levyana, seorang fisioterapi, kepada Liputan6.com Rabu (2/9/2015). Â
"Ancaman cedera jelas berpotensi timbul karena tidak idealnya persiapan dan porsi latihan rutin dengan tim," lanjutnya.
Â
Lalu, ancaman cedera apa saja yang menghantui para pemain di ajang Piala Presiden? Wanita yang pernah bekerja sebagai Fisioterapis Pelita Bandung Raya (PBR) ini mencoba menjelaskannya.
"Yang pertama, kelelahan otot, atau secara sederhana dikeluhkan pemain dengan 'otot ketarik'. Kelelahan otot adalah kondisi di mana otot sebagai alat gerak aktif berkurang kemampuannya untuk bekerja/berkontraksi secara intens (yang dibutuhkan dalam pertandingan)," papar wanita yang akrab disapa Nella ini.
"Kelelahan otot ini juga berpotensi menyebabkan ancaman cedera kedua yang lebih spesifik seperti, sprain (keseleo). Bahkan, jenis cedera yang paling ditakuti pelaku olahraga khususnya sepakbola yakni, cedera ligament," ujar dia. (Win/Rco)
Advertisement
Baca Juga
Video Drama Rossi vs Marquez di MotoGP Silverstone