Pantau Atlet, Satlak Prima Bakal Gunakan Teknologi Informasi

Langkah ini untuk membuat Indonesia berprestasi di level Internasional

oleh Girman Soemantri diperbarui 02 Des 2015, 22:29 WIB
Diterbitkan 02 Des 2015, 22:29 WIB
20151202-Rapat Kemenpora dan KOI-Jakarta
Ketua Satlak Prima, Achmad Sutjipto (kedua kiri) memaparkan persiapan jelang Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di PP ITKON, Jakarta, Rabu (2/12/2015). Rapat bersama perwakilan Kemenpora, KOI dan Chief de Mission. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) akan membuat perencanaan prestasi untuk seluruh atlet di Tanah Air. Ini dilakukan demi mengembalikan prestasi olahraga di Indonesia.

Satlak Prima berencana akan membagi atlet kedalam beberapa kategori untuk membedakan kualitas dan cara latihan mereka. Cara ini diharapkan mampu mendongkrak kemampuan atlet dan prestasi cabang olahraga.

"Pada awal Januari nanti kita akan tes semua atlet, lalu kita pilih kemana atlet ini kita kategorikan. Apa masuk ke claster merah, kuning, dan hijau. Perbedaan kategori juga akan berpengaruh cara penanganannya.," ujar Ketua Satlak Prima Ahmad Sutjipto, di gedung PP ITKON, Jakarta (2/12/2015).

"Untuk atlet yang masuk kategori hijau akan kami optimalisasikan, kuning maintenance dan optimalisasi, sedangkan merah akan recovery dan rehabilitasi. Ini berlaku untuk semua cabang olahraga," sambung Sutjipto.

Baca Juga

  • Tanpa Trio BBC, Madrid Diyakini Bakal Menang Mudah
  • Lawan Klub Gurem, Enrique 'Parkir' Messi?
  • Cuplikan Tiga Calon Gol Terbaik Dunia 2015

Rencananya Satlak Prima juga akan mengunakan teknologi untuk membantu tugas mereka mengawasi atlet dari seluruh cabang olahraga. Cara ini menjadi terobosan baru dalam dunia olahraga Indonesia, selain untuk mempermudah kerja mereka.

"Januari nanti kita sudah punya register, listing, dan profile langkap. Kemudian kita akan buat perencanaan performa untuk para atlet," katanya.

Perencanaan ini sangat individual, sangat customize bagi masing-masing atlet, karena ada dukungan teknologi informasi, seperti sistem monitoring dengan GPS. "Mudah-mudahan keinginan kita bisa didukung oleh pemerintah," ujarnya.(Ian/Rco)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya