Liputan6.com, Zurich - Tidak ada yang berubah dengan tanggal pemilihan presiden FIFA. Ajang untuk memilih sosok nomor satu di tubuh FIFA itu tetap akan dilangsungkan sesuai rencana, Jumat (26/2/2016) di markas FIFA di Zurich, Swiss.
Sebelumnya, pemilihan presiden FIFA memang sempat terancam ditunda. Pasalnya, salah satu kandidat, Pangeran Ali bin al-Hussein sempat mengajukan keberatan terhadap tata cara pemilihan, terutama voting dan mengajukan gugatan ke Pengadilan Olahraga Internasional (CAS).
Baca Juga
- Setelah Mobil Melintir, Rio Haryanto Lebih Pede Masuk Trek
- Babak Baru Konflik Mourinho dengan Eks Dokter Cantik Chelsea
- Van Gaal Ingin Pemainnya 'Terangsang' Saat Bertemu Midtjylland
Dia meminta CAS menunda pemilihan sampai panitia membenahi mekanisme pemilihan agar lebih transparan. Namun, Kamis (24/2/2016), CAS memutuskan menolak gugatan Pangeran Ali, sehingga pemilihan tetap akan digelar di hari terakhir Kongres Luar Bisa FIFA yang digelar sejak 24 Februari.
Pemilihan ini sendiri untuk mencari presiden baru menggantikan Sepp Blatter yang mengundurkan diri, Juni 2015. Pengunduran diri Blatter ini tak terlepas dari kasus suap, skandal pengaturan skor, serta korupsi yang belakangan melanda institusi tertinggi sepak bola dunia itu.
Maka itu, dibutuhkan sosok yang bersih dan kredibel dengan program kerja yang jelas untuk mengangkat kembali nama baik FIFA. Selain FIFA sendiri juga menggagas sebuah master plan untuk mereformasi tubuh FIFA.
Selain Pangeran Ali, masih ada empat nama lagi, yang siap bertarung memperebutkan kursi tertinggi FIFA sebagai kandidat presiden. Mereka adalah Sheikh Salman Bin Ebrahim El-Khalifa, Tokyo Sexwale, Jerome Champgane, dan Gianni Infantino, yang kini menjabat sebagai sekjen UEFA.
Infantino Yakin Menang
Infantino Yakin Menang
Infantino sendiri begitu antusias menjelang pemilihan presiden FIFA. Pria berkepala plontos berkebangsaan Swiss dan Italia itu bahkan yakin bakal jadi presiden FIFA yang baru.
Sebab, kata Infantino, hanya program-program yang dia rancang yang bisa mengeluarkan FIFA dari berbagai masalah yang kini dialami. Selain itu, Infantino juga mengaku telah mendapat dukung yang cukup, untuk mengalahkan rival utamanya, Sheikh Salman Bin Ebrahimn Al Khalifa dari Bahrain.
"Ya, saya memang sangat percaya diri. Yang pertama, karena saya selalu berpikir positif," ujar Infantino seperti dikutip SkySports. "Selain itu, saya juga sudah berkeliling dunia, bicara dengan seluruh ketua federasi di dunia. Saya tahu apa yang mereka butuhkan."
Belakangan, pamor Salman memang sempat turun. Pasalnya, beredar kabar, dia pernah menyalahkan gunakan dana sumbangan FIFA saat menjabat sebagai presiden Federasi Sepak Bola Bahrain.
Berita miring ini tentu saja dibantah mentah-mentah oleh Salman. Dia menyebut hal itu tak lebih dari "kampanye hitam" yang digulirkan rival-rivalnya demi menjatuhkan nama baiknya.
Advertisement