Tim Transisi Undang Klub ISL Bahas Program Kerja

Cheppy sadar gagasan untuk menggelar kompetisi di bawah naungan Tim Transisi bakal mendapat penolakan dari klub ISL

oleh Risa Kosasih diperbarui 11 Mar 2016, 03:00 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2016, 03:00 WIB
20150729-Isi Kekosongan, Sejumlah Pemain ISL Berlatih Bersama-Jakarta-Firman Utina 1
Pesepakbola klub Persib Bandung, Firman Utina (kiri) berusaha menahan pergerakan lawannya saat berlatih di Stadion GBK Jakarta, Rabu (29/7/2015). Latihan ini untuk mengisi kekosongan kompetisi pasca pembekuan PSSI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Koordinator Pokja Tim Transisi, Cheppy T Wartono, mengatakan pihaknya bakal memaparkan program kerja 2016 kepada seluruh klub-klub profesional di Indonesia sebelum memulai kompetisi musim baru.

Cheppy menegaskan langkahnya tersebut tidak berhubungan dengan putusan Mahkamah Agung (MA) terhadap permohonan kasasi .

"Kami panggil semua klub profesional untuk menjelaskan tata kelola ke depan seperti apa. Agenda lainnya, kalau mereka setuju dengan tata kelola ini, Kami akan gelar kompetisi," tutur CheppyKemenpora saat dihubungi, Kamis (10/3/2016) siang.

 

Baca Juga

  • Sempat Terabaikan, Binaraga Indonesia Mulai Menggeliat
  • Praveen / Debby Bertemu Ganda Tiongkok di 8 Besar All England
  • Jordan Henderson, Gaya Kapten Liverpool Bungkam Kritik


Cheppy mengakui gagasan untuk menggelar kompetisi di bawah naungan Tim Transisi bakal mendapat penolakan keras dari klub Indonesia Super League (ISL). Namun, dia berharap tata kelola sepak bola memang harus dimulai dari nol.

"Semua kami undang. ISL dan Divisi Utama. Undangan ini tidak ada hubungan dengan MA, saya juga tidak tahu putusan itu kemarin. Seharusnya minggu lalu, karena sudah direncanakan sejak lama," kata mantan anggota Komisi IV dan Komisi X DPR RI tersebut.

"Tidak masalah kalau tidak ada yang datang. Biarlah publik yang mengetahui, kalau pihak yang ingin ditata malah tidak mau," kata Cheppy.

Pada bagian lain Cheppy menjelaskan, setelah setahun bekerja pihaknya terus berkoordinasi dengan kepolisian. Karena menurut dia tidak ada turnamen yang bisa digelar kalau semua elemen keamanan tidak mendapat salinan rekomendasi dari Tim Transisi.

"Kami terus berkoordinasi dengan kepolisian karena kami masih eksis kalau belum ada pencabutan SK. Persoalannya bukan kompetisi yang diakui atau tidak diakui FIFA," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya