Tiga Klub yang Mengusung Tiki-Taka

Banyak klub Indonesia yang mencoba menerapkan strategi seperti Barcelona.

oleh Thomas diperbarui 20 Okt 2016, 12:40 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2016, 12:40 WIB
Logo Torabika soccer championship 2016
Logo Torabika soccer championship 2016 (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta- Klub-klub Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo mulai menunjukkan gaya permainan yang khas, salah satunya tiki-taka. Permainan bola kaki ke kaki memang terasa indah, tetapi malah ada yang tak sesuai dengan hasilnya.

Tiki-taka sendiri diperkenalkan oleh klub raksasa Spanyol, Barcelona. Strategi ini bisa dibilang maut, karena membuat lawan seakan terkurung dan kehabisan akal untuk melakukan pressing.

Sebelum tiki-taka menjadi tren, sebelumnya kita pernah mendengar istilah strategi bermain tik-tak alias bermain umpan pendek merapat. Gaya bermain ini mementingkan umpan pendek, kesabaran, dan penguasaan di atas yang lainnya.

Seiring waktu berjalan, gaya ini mulai diadopsi oleh beberapa tim, termasuk klub-klub di TSC 2016. Hal ini sangat terlihat jelas melalui statistik klub yang diraih selama menjalani laga demi laga.

Lantas, siapa saja mereka? Berikut Liputan6.com mencoba menyimpulkan tiga tim yang mengusung gaya tiki-taka:

1. Bali United

Bali United
Bali United (Liputan6.com/Dewi Divianta)

1. Bali United

Bersama pelatih Indra Sjafri, Serdadu Tridatu memang menjelma menjadi tim dengan penguasaan bola yang tinggi. Beralasan memang, sampai pekan ke-24 ini, mereka sukses mencatatkan 8599 operan.

Bahkan, akurasi operan mereka lumayan tinggi, mencapai 83%. Indra Sjafri memang selama ini dikenal lewat taktik pepepa, alias pendek-pendek-panjang.

Akan tetapi, nyatanya mereka masih terkendala soal efektivitas. Jago soal penguasaan bola, mereka justru malah kesulitan di depan gawang lawan.

Padahal bila melihat statistik, Bali Utd sebenarnya berhasil melepaskan 232 tembakan dengan 96 yang mengarah ke gawang. Hal ini berarti mereka berhasil melakukan 4,14 tembakan on target tiap laganya.

Akan tetapi, catatan itu tak sejalan dengan jumlah gol Bali United sampai pekan ke-24 ini, mereka baru saja menorehkan 21 gol saja. Bisa disimpulkan kalau Serdadu Tridatu masih minim soal penyelesaian akhir.

Bahkan, dalam 10 pertandingan terakhirnya mereka juga seakan sulit mencetak gol. Hanya lima gol yang diciptakan dalam 10 laga, yang artinya cuma 0,5 gol per pertandingan.

2. Persib Bandung

Persib Bandung
Laga debut Marcos Flores bersama Persib Bandung berujung kekalahan 0-1 dari Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (18/9/2016). (PT GTS)

2. Persib Bandung

Maung Bandung jadi klub kedua dalam hal operan terbanyak. Bersama Djadjang Nurdjaman, penguasaan bola Atep cs meningkat drastis.

Sampai pekan ke-24 kemarin, Persib sukses melakukan 7699 operan. Dua pemain menyumbang terbanyak, yakni Hariono (953), dan Tony Sucipto (775). Namun, permasalahan mereka sama dengan Bali United.

Menjalani 23 laga, persib hanya mampu mencetak 25 gol saja. Padahal mereka berhasil melepaskan 214 tembakan ke gawang dengam 93 di antaranya mengarah ke gawang.

Efektifitas dan tumpulnya lini depan masih jadi pekerjaan rumah bagi Djanur. Bermain cantik, tak melulu bisa menghasilkan hasil yang baik.

3. Persipura Jayapura

Persipura Jayapura (indonesiansc.com)
Persipura Jayapura (indonesiansc.com)

3. Persipura Jayapura

Persipura bisa dibilang jadi tim dengan tiki-taka terbaik. Bukan tanpa alasan, mereka punya statistik seimbang antara operan dan mencetak gol.

Sejauh ini, pasukan Alvredo Vera berhasil melakukan 7306 operan. Akurasinya juga tinggi, yakni mencapai 80 persen.

Keseimbangan mereka terlihat dari jumlah memasukan bola. Dari 24 pertandingan, Mutiara Hitam sukses mencetak 33 gol.

Catatan golnya itu hasil dari 98 tembakan ke gawang. Artinya, tiap 2,86 tembakan on target, Boaz Solossa cs sukses mencetak satu gol ke gawang lawan.

Hal ini memperlihatkan kalau Mutiara Hitam sukses merefleksikan gaya tiki-taka yang sempurna. Sebab, mereka bukan hanya main indah, melainkan juga ahli dalam efektivitas.

I. Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya