Liputan6.com, London - Meski Liga Inggris 2016/2017 baru memasuki pekan ke-17, sebagian besar kalangan tentu setuju menjadikan Chelsea sebagai kandidat utama juara. Pasalnya, kesenjangan Chelsea dengan para rivalnya mulai terlihat jelas.
Di awal musim, tak akan ada yang menduga bahwa Chelsea akan menjadi calon kuat juara Liga Inggris. Itu karena mereka mengawali musim dengan hasil yang tak cukup bagus. Setelah memenangkan tiga laga beruntun, masalah mulai menghampiri Chelsea.
Baca Juga
Mereka sempat mengakhiri tiga laga beruntun tanpa kemenangan. Saat itu The Blues ditahan Swansea City 2-2, kalah 1-2 dari Liverpool, dan dipecundangi Arsenal 3-0. Untungnya, mereka langsung melakukan perbaikan hingga menjadi tim yang paling stabil saat ini.
Saat para rival lain kerap tersandung, Chelsea sukses mengambil keuntungan. Kini, Chelsea unggul enam poin atas Liverpool yang menjadi pesaing terdekat. Terlepas dari hal itu, Chelsea juga semakin difavoritkan menjadi juara karena lima hal ini.
Advertisement
1. Ketajaman Diego Costa
Secara perilaku, Costa memang memiliki perangai yang buruk. Ia menjadi pemain yang kerap menjadi sumber keributan dengan pemain lawan di lapangan. Itu karena ia tak mampu menjaga emosi saat lawan mencoba untuk memprovokasinya.
Tak heran jika pemain kelahiran 7 Oktober 1988 itu sudah mengoleksi 5 kartu kuning sejauh ini. Padahal, posisinya adalah seorang penyerang. Jumlah tersebut membuat Costa harus absen saat Chelsea menjamu Bournemouth pada laga Boxing Day.
Terlepas dari hal itu, Costa adalah pemain yang paling memberikan kontribusi besar bagi Chelsea sejak digaet dari Atletico Madrid pada musim panas 2014 dengan biaya 40 juta euro. Ia mampu menjalankan tugasnya sebagai mesin gol andalan Chelsea.
Dari 17 laga Liga Inggris musim ini, pemain berusia 28 tahun itu juga sudah mencetak 13 gol, satu gol lebih banyak dari musim lalu. Kehadirannya di lini depan memudahkan tugas para gelandang Chelsea untuk mengirimkan bola.
Advertisement
2. Kedalaman Skuat
Untuk posisi penyerang, Chelsea memang hanya memiliki Costa dan Michy Batshuayi. Namun, untuk posisi gelandang dan bek, stok yang dimiliki Chelsea terbilang sangat berlimpah.
Untuk membantu Costa, pelatih Antonio Conte memiliki pilihan seperti Willian, Pedro Rodriguez, N'Golo Kante, Eden Hazard, Victor Moses, John Obi Mikel, Marco van Ginkel, hingga pemain muda Ruben Loftus-Cheek. Di lini belakang, Conte juga memiliki banyak pilihan.
Mulai dari Branislav Ivanovic, Marcos Alonso, Cesar Azpilicueta, David Luiz, Gary Cahill, John Terry, Kurt Zouma, hingga Nathaniel Chalobah. Chelsea juga diuntungkan karena mereka tak menghadapi masalah badai cedera seperti tim lain.
Karenanya, Conte pun tak perlu memeras otaknya jika ada salahs satu pemain yang cedera atau terkena akumulasi kartu. Itu karena ia masih bisa mengandalkan pemain lain yang siap mencuri perhatian.
3. Taktik Conte
Sukses Chelsea memuncaki klasemen Liga Inggris tak lepas dari kecerdasan Conte sebagai pelatih. Ia melakukan perubahan besar usai The Blues menelan kekalahan tiga gol tanpa balas dari Arsenal di pekan keenam.
Perubahan itu terkait dengan formasi yang digunakan Chelsea. Seperti saat masih di Juventus, Conte menggunakan formasi 3-4-3 untuk Chelsea. Hasilnya terbilang sangat memuaskan. Sebelas laga terakhir Liga Inggris diakhiri dengan kemenangan beruntun.
Bahkan, mereka hanya kebobolan dua gol dan sanggup menceploskan 25 gol. Itu yang membuat Chelsea menjadi tim dengan pertahanan terbaik di musim ini. Formasi tersebut membuat Chelsea memiliki pertahanan yang sulit ditembus.
Namun, mereka tetap berbahaya saat melancarkan serangan, khususnya dari sisi sayap. Berkat hal tersebut, Chelsea mulai menciptakan kesenjangan berupa keunggulan enam poin atas Liverpool.
Advertisement
4. Absen di Eropa
Faktor utama yang membuat Conte mampu memaksimalkan skuat dan taktiknya adalah jadwal. Musim ini, Chelsea tak memiliki agenda tampil di kompetisi Eropa. Hal itu membuat Chelsea hanya fokus pada kompetisi domestik.
Meski terbilang hal yang memalukan, faktanya Chelsea mendapat keuntungan dari itu. Conte pun bisa mempersiapkan para pemainnya dalam kondisi bugar di setiap pertandingan. Karenanya, masalah cedera yang dihadapi Chelsea saat ini sangat minim.
Tak hanya itu, agenda mereka di kompetisi domestik juga sudah berkurang. Itu karena Chelsea sudah tersingkir di Piala Liga Inggris usai dikalahkan West Ham United di 16 besar. Di sisa musim ini, mereka pun hanya akan tampil di Liga Inggris dan Piala FA.
5. Jadwal Padat Rival
Berbeda dengan para rivalnya yang dihadang jadwal padat. Klub-klub seperti Manchester City, Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Manchester United memiliki kewajiban tampil di kompetisi Eropa.
Akibatnya, mereka semua pun harus menjalani tiga pertandingan dalam sepekan. Dengan kondisi itu, pemain pun lebih mudah mengalami cedera. Tengok saja yang dialami Arsenal. Ada delapan pemain mereka yang tengah didera cedera.
Liverpool yang juga absen di kompetisi Eropa pun ikut terkena badai cedera. Dua pemain inti mereka, Philippe Coutinho dan Daniel Sturridge, masih berjuang untuk menemukan kebugarannya. Sedangkan City masih kehilangan Ilkay Gundogan dan Vincent Kompany.
Advertisement