Liputan6.com, Jakarta - PB Persani (Pengurus Besar Persatuan Senam Seluruh Indonesia) punya banyak pekerjaan rumah untuk mendongkrak prestasi cabang olahraga senam jelang SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, dan Asian Games 2018 saat Indonesia menjadi tuan rumah. Salah satunya adalah mendesak pemerintah untuk menyediakan sarana berlatih yang layak.
Ketua I PB Persani Ita Yuliati mengatakan untuk mendongkrak kembali prestasi prestasi atlet senam Indonesia membutuhkan banyak biaya. Federasi senam tanah air tak mungkin mampu berjalan sendiri tanpa bantuan Pemerintah dan sponsor swasta.
Advertisement
Baca Juga
"Kendala senam masih soal biaya. Pertama alat-alat latihan atlet itu cukup mahal dan kedua kami butuh tempat latihan berupa ruangan yang luas," ucap Ita dalam kunjungannya ke kantor Liputan6.com, pada Jumat (3/2/2017) siang tadi.
Ita yang mendampingi Ketua Umum PB Persani Ilya Avianti dan Sekjen M. Riyanto saat kunjungannya itu juga mengeluh soal minimnya tempat latihan yang layak di Jakarta sejak Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) direnovasi. Dia menjelaskan bahwa ruangan latihan cabor ini harus memiliki ketinggian minimal 14 meter.
Kebutuhan akan bertambah saat akan menggelar sebuah kejuaraan. Misalnya tuan rumah wajib menyediakan tempat latihan dan mengatur jarak tribun penonton dengan arena bertanding.
Kini Persani harus berjalan sendiri untuk mempertahankan eksistensinya dan berjuang menciptakan regenerasi atlet berprestasi. Sebagai bentuk sosialisasi senam kepada masyarakat, federasi yang dibentuk pada 1963 itu mencoba meniru Jepang untuk rajin menggelar kegiatan senam massal.
"Program jangka panjang kami adalah menyosialisasikan senam ke semua daerah, baik prestasi maupun rekreasi. Nanti ke depan ada kejuaraan yang sifatnya antar pulau, semacam festival, hingga kompetisi level nasional," ucap Ita.