Liputan6.com, Jakarta - Kejuaraan antar klub Eropa sudah dihelat sejak 1955, tapi kejuaraan sepak bola antar klub Eropa ini baru bernama Liga Champions mulai 1992. Sejak saat itu, persaingan di Liga Champions semakin sengit dan mendebarkan.
Maklum, seperti titel kompetisi ini, hanya para juara yang bisa bersaing di sini. Selain gengsi, setiap juara juga bakal menggamit uang hadiah yang besar. Bahkan itu dimulai sejak fase penyisihan grup Liga Champions. Baik yang menang atau kalah mendapatkan fee dari UEFA.
Advertisement
Baca Juga
Musim ini, Real Madrid akan melawan Juventus di laga final yang berlangsung di Cardiff City, Wales pada 3 Juni mendatang. Siapa yang juara?
Sebelum melihat laga itu, ada baiknya melihat lagi final-final Liga Champions paling fantastis yang pernah terjadi. Berikut Liputan6.com coba merangkumnya di 5 halaman berikutnya:
5. AC Milan 4-0 Barcelona (Final 1993/94)
Laga final yang berlangsung 18 Mei 1994 ini pantas dikenang sebagai yang terbaik. Bagaimana tidak, inilah duel antara dua klub terbaik asal Liga Italia dan Spanyol.
AC Milan sedang berada di era kejayaan dimasa ini. Mereka diperkuat pemain terbaik mulai Filippo Galli, Paulo Maldini, Cristian Panucci, Marcel Desailly dan Roberto Donadoni.
Barcelona pun tak kalah mentereng karena punya pemain top seperti Ronald Koeman, Josep Guardiola, Romario dan Hristo Stoickov. Tanpa disangka, Barcelona harus takluk 0-4 dari AC Milan di laga ini.
Daniele Massaro menjadi bintang lewat dua gol, sedangkan sisanya dicetak Dejan Savicevic dan Desailly. Kekalahan ini cukup mengejutkan karena Barcelona terkenal cukup garang kala itu.
Namun Guardiola cs tak mampu meredam kehebatan Massaro cs di final yang bakal sulit dilupakan oleh klub asal Katalunya tersebut.
Advertisement
4. Manchester United 2-1 Bayern Munchen (Final 1998/99)
Final dramatis. Sebutan ini terasa pas untuk menggambarkan final Liga Champions antara MU vs Munchen yang berlangsung di Camp Nou, 26 Mei 1999.
Dua klub sama-sama dominan sejak penyisihan grup sehingga bisa jadi klub terakhir yang tembus final. Munchen seakan bisa rebut trofi Liga Champions saat Mario Basler cetak gol di menit ke-6.
Skor 1-0 bertahan hingga menit ke-90 dan pertandingan tinggal menyisakan injury times. Melihat timnya kesulitan cetak gol, Alex Ferguson memasukkan Ole Gunnar Solskjaer dan Teddy Sheringham.
Pergantian pemain ini terbukti ampuh. Yang membuat sakit hati, dua gol MU diciptakan di injury times oleh Teddy Sheringham dan Solskjaer. Dua gol ini juga berasal dari tendangan sudut.
3. Chelsea 1-1 Bayern Munchen (Final 2011/12)
Chelsea sukses tembus ke final Liga Champions musim ini setelah singkirkan Barcelona di semifinal dengan agregat 3-2. Tak hanya di semifinal, Chelsea juga sudah tampil garang sejak penyisihan grup.
Begitu juga dengan Bayern Munchen. Mereka sampai ke final setelah kalahkan Real Madrid lewat adu penalti di semifinal. Mereka sudah menunggu selama 12 tahun untuk bisa kembali jadi juara Liga Champions.
Pertandingan berjalan alot dan bertahan 0-0 cukup lama. Thomas Muller pecahkan kebuntuan lewat gol di menit ke-83. Muenchen pun unggul dan sepertinya tidak lama lagi jadi juara.
Tapi Chelsea ogah menyerah dan samakan skor lewat sundulan Didier Drogba di menit ke-88. Skor 1-1 memaksa duel dilanjutkan perpanjangan waktu sampai penalti. Munchen dilanda kesialan karena kalah 3-4 di adu penalti. Lagi, Munchen gagal di fase akhir.
Advertisement
2. Real Madrid 4-1 Atletico Madrid (Final 2013/14)
Derby Madrid untuk pertama kalinya terjadi di final Liga Champions. Duel sengit antar dua klub ibukota Spanyol selalu menyajikan pertarungan seru dan penuh emosi.
Laga yang berlangsung 24 Mei 2014 ini berlangsung alot. Angin sempat berembus untuk Atletico Madrid kala unggul terlebih dahulu di menit ke-36.
Sorak sorai fans Atletico Madrid pun meledak di Stadion Da Luz Portugal. Bayang-bayang trofi Liga Champions pertama sudah di depan mata sebelum akhirnya dibuyarkan Sergio Ramos.
Ya, Ramos paksa laga berlanjut di perpanjangan waktu lewat sundulannya di menit ke-93. Petaka buat Atletico karena Madrid tambah 3 gol lewat Gareth Bale, Marcelo dan Cristiano Ronaldo di perpanjangan waktu. Skor pun berubah menjadi 4-1 untuk kemenangan Madrid.
1. Liverpool 3-3 AC Milan (Final 2004/05)
Final ini boleh disebut sebagai final paling fantastis. Bagaimana tidak, laga final yang berlangsung pada 25 Mei 2015 di Istambul Turki ini ibarat sebuah film thriller.
AC Milan seperti sudah gamit trofi Liga Champions karena sudah unggul 3-0 di babak pertama. Paulo Maldini dan dua gol Hernan Crespo seakan kubur Liverpool di final Liga Champions.
Namun, Liverpool ternyata tidak gentar dan putus asa. Dimulai dengan gol Steven Gerrard di menit ke-54, lalu Vladimir Smicer (56) dan Xabi Alonso (60), Liverpool paksa laga berlanjut ke perpanjangan waktu dan penalti.
Di adu penalti, AC Milan harus akui keunggulan Liverpool dengan skor 2-3. Serginho, Pirlo dan Shevchenko gagal eksekusi penalti. Sedangkan Liverpool hanya John Anne Riise saja yang gagal. Liverpool keluar sebagai juara Liga Champions musim 2004/05. Final yang menegangkan bak film thriller yang hits.
Advertisement