Liputan6.com, Makassar - Sriwijaya FC sudah melayangkan surat protes kepada penyelenggara PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait kepemimpinan wasit Hadiyana saat laga kontra PSM Makassar, Minggu (21/5/2017) di Stadion Andi Mattalatta, Makassar.
Pihak Sriwijaya FC meminta komite disiplin PSSI menindaklanjuti protes mereka. Kekecewaan besar dirasakan PSM usai laga pekan ketujuh Liga 1 2017, karena banyak kejanggalan.
Baca Juga
Kepemimpinan wasit Hadiyana asal Bekasi dinilai tidak menjunjung tinggi sportifitas alias berat sebelah. Satu gol kemenangan tuan rumah buah dari penalti dinilai sengaja diberikan pelatih secara cuma-cuma pada masa injury time menit ke-90+6.
"Sudah kami buat dan layangkan surat protes hari ini. Semoga apa yang kami lakukan ditanggapi secara maksimal oleh PT LIB dan PSSI," kata Sekretaris Tim Sriwijaya FC Achmad Haris, Senin (22/5/2017).
Menurut pria berkacamata itu, Hamka Hamzah saat melakukan gerakan melompat memang sangat tinggi terlebih lagi posisi badan tidak seimbang. Nyatanya dengan kondisi tersebut pemain akan terjatuh karena mendarat pasca melompat.
Advertisement
Lalu di posisi belakang Firdaus Ramadhan hanya meloncat dari belakang untuk mencoba menyundul bola tanpa ada gangguan kepada Hamka Hamzah di dalam kotak 12 pas.
"Pemain mereka melompat sendiri dan terjatuh sendiri kenapa tiba-tiba penalti. Apa lagi waktu juga sudah lewat, ini sangat aneh sekali," ucapnya.
Haris juga melaporkan perbuatan kasar tim tuan rumah yang sengaja melakukan benturan kepada Teja Paku Alam. Sehingga Teja harus mendapatkan perawatan dan tidak bisa melanjutkan pertandingan di babak kedua."Seharusnya wasit itu menjalankan pertandingan sesuai aturan," terangnya.
Sebagai perwakilan manajemen Laskar Wong Kito Haris menuturkan dengan tegas agar PSSI memberikan sanksi kepada wasit tersebut. Karena selain tidak menjalankan keadilan saat memimpin wasit dinilai tidak menjaga aset negara yakni para pemain.
"Seharusnya wasit menjaga pemain karena pemain adalah aset negara. Mereka adalah atlet Indonesia. Apa lagi Teja pemain timnas. Bagaimana sepak bola Indonesia bisa maju," paparnya. (Indra Pratesta)