Liputan6.com, Jakarta Salah satu yang dicari-cari publik saat DPR RI mengesahkan revisi UU TNI adalah Najwa Shihab yang selama ini dikenal vokal mengkritisi situasi politik Tanah Air. Akhirnya, tuan rumah Mata Najwa pekan ini bersuara.
Revisi UU TNI kini jadi isu panas. Najwa Shihab menyinggung proses pembentukan Undang-undang yang dianggap menihilkan partisipasi publik. Ia lantas mempertanyakan harga suara rakyat yang sering dicari calon pemimpin saat pesta demokrasi.
Baca Juga
“Contohnya, berbagai proses pembentukan Undang-undang yang hampir menihilkan partisipasi publik, ketika suara kita hanya berharga 5 tahun sekali, dan setelah itu dianggap tidak ada,” kata Najwa Shihab.
Advertisement
Ini disampaikannya dalam cuplikan video kala menghadiri programRamadan Public Lecture di Masjid UGM Yogyakarta, 20 Maret 2025, yang diunggah di akun Instagram terverifikasi, Sabtu (22/3/2025).
Mufakatnhya Sudah Disepakati
“Itu yang kemudian membuat kita seolah-olah memang akhirnya, ‘Untuk apa melakukan berbagai hal?’ Ketika musyawarah mufakat, mufakatnya sudah disepakati dulu, baru seolah-olah ada musyawarah. Itu kan gambaran yang terjadi?” ucap Najwa Shihab.
Karenanya, ia mengajak semua pihak untuk tak berhenti bersuara meski kadang merasa tak didengar atau bahkan diabaikan. Turun ke jalan salah satu upaya menyuarakan kegelisahan terhadap situasi politik.
Advertisement
2 Mik Sekaligus
Masyarakat juga bisa bersuara di platform lain seperti medsos. Suka atau tidak. Dianggap atau tidak. Suara-suara itu akan tetap terdengar. Najwa Shihab tampaknya tak akan berhenti bersuara terkait situasi politik saat ini.
“Tetapi selama kita masih bisa membicarakan ini secara terbuka di live streaming dengan dua mik sekaligus. Selama adik masih bisa bicara lantang di kampus UGM walaupun mungkin ada tukang bakso di depan membawa HT adik,” imbuhnya.
Selama di Medsos Masih Bisa Bising
“Selama di media sosial masih bisa bising, itu artinya suara-suara itu masih bisa diartikulasikan dan masih bisa menggema,” Najwa Shihab menambahkan seraya menyorot kekuatan medsos. Ada dua cuplikan video yang diunggah Najwa Shihab.
Salah satunya diserati keterangan, “Nasionalisme harusnya bisa menampung sayang yang pahit dan cinta yang resah. Saya bicara tentang cinta atas negeri—ketika berbagai peristiwa di negeri ini berkali-kali mengecewakan kita.”
Advertisement
