Selain Ronaldo, 5 Pemain Ini Tampil Gemilang Usai Berganti Posisi

Ronaldo dan Gerrard termasuk pemain dengan kategori tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2017, 06:48 WIB
Cristiano Ronaldo, Real Madrid
Cristiano Ronaldo menjadi contoh bagus soal pemain yang gemilang meski berganti posisi. (FRANCK FIFE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Cristiano Ronaldo adalah salah satu pemain yang tetap tampil mengesankan usai berganti posisi. Sebelumnya, ia dikenal sebagai pemain yang beroperasi sebagai sayap kiri. Tapi musim 2016/2017 ia berperan sebagai penyerang tengah.

Meski berganti posisi, Ronaldo tetap mampu menyumbang 38 gol buat Real Madrid di semua kompetisi. Ia juga membantu Los Blancos memenangkan gelar Liga Champions dua musim beruntun serta tambahan trofi La Liga.

Ronaldo bukan satu-satunya pemain bintang yang sempat berganti posisi. Steven Gerrard saat masih di Liverpool pun sempat melakukannya. Setelah berperan sebagai gelandang box to box, sebelum pensiun ia justru mengemban tugas sebagai gelandang bertahan.

Ada banyak pemain lain yang justru jauh lebih mengesankan ketika mereka berganti posisi. Seperti dikutip Sportskeeda, berikut adalah lima pemain yang tampil dengan gemilang setelah mengubah posisi bermainnya: (Indra Eka Setiawan)

Saksikan video menarik berikut ini:



5. Javier Mascherano

Saat datang dari Argentina, Mascherano merupakan gelandang bertahan yang tangguh pada awal 2000-an. Dia sukses menggebrak Liga Inggris bersama West Ham dan Liverpool. Bahkan, sempat membentuk trio lini tengah yang berbahaya bersama Steven Gerrard dan Xabi Alonso.

Pemain Barcelona asal Argentina, Javier Mascherano. (AFP/LLuis Gene)

Ketika Barcelona mendatangkannya pada musim panas tahun 2010, sepertinya ada langkah aneh. Kemampuan Mascherano sebagai gelandang tangguh sepertinya tidak cocok dengan permainan tiki-taka Pep Guardiola.

Mascherano sendiri mengaku tidak menyangka akan bertahan lama di Nou Camp. Tapi di bulan Maret 2011, semuanya berubah. Mascherano memainkan peran kunci saat Barca memenangkan agregat 4-3 atas Arsenal di 16-besar Liga Champions 2011.

Saat itu, Mascherano bermain sebagai bek dan tampil istimewa. Sejak saat itu, dia pindah ke posisi bek tengah oleh Guardiola, sampai saat ini.

4. Victor Moses

Sejak Chelsea diambil alih Roman Abramovich, banyak pemain yang datang, tapi gagal. Sebelum musim 2016-2017, Moses menjadi salah satu yang dianggap gagal.

Gelandang Chelsea asal Nigeria, Victor Moses. (AFP/Nicholas Kamm)

Datang pada 2012 lalu, Moses sama sekali tak mendapatkan tempat. Wajar, karena dia harus bersaing dengan Eden Hazard dan Juan Mata. Dia kemudian dipinjamkan ke Liverpool, Stoke, dan West Ham United selama tiga musim beruntun, tapi nyatanya tak berhasil. Bahkan, West Ham menolak kesempatan untuk mengontraknya secara permanen.

Akan tetapi, semuanya berubah ketika Antonio Conte datang. Bermain bagus di pramusim, Conte kemudian membawanya ke dalam skuat utama. Dengan formasi 3-4-3, Conte menyulap pemain Nigeria ini sebagai bek sayap.

Hasilnya? Dia menjadi salah satu bagian penting sistem Conte. Chelsea akhirnya memenangkan liga dan Moses bermain dalam 29 dari 38 pertandingan. Dia sekarang terlihat sangat diperlukan untuk The Blues, jauh dari hanya beberapa musim lalu.

3. Gareth Barry

Gareth Bary selama ini dikenal sebagai gelandang bertahan yang acap meemberi assist dan gol meski dari lini tengah. Namun ternyata Barry memulai kariernya di Aston Villa sebagai bek kiri.



Meskipun membuat 32 dan 30 penampilan di Premier League dalam dua musim pertamanya, Barry klemudian pindah jadi gelandang bertahan pada 2004-2005 dan jadi salah satu pemain kunci Villa.

Di posisi inilah ia juga meraih 53 caps untuk Inggris, terutama pada masa pelatih Fabio Capello dari 2008 hingga 2012. Ada fakta menarik, pada 2009 lalu Liverpool mencoba mendapatkannya.

Akan tetapi, dia memilih Manchester City karena Mark Hughes kala itu menjanjikannya bermain sebagai gelandang bertahan. Sedang, Rafa Benitez ingin Barry lebih melebar.

2. Ruud Gullit

Ketika pemain legendaris Belanda, Ruud Gullit menandatangani kontrak dengan Chelsea di musim panas 1995, ada terjadi banyak kejutan. Setelah memenangkan tiga gelar Serie-A dan dua Piala Eropa bersama AC Milan sebagai gelandang menyerang, saat di Chelsea dia malah menjadi sweeper.



Sebenarnya ini bukan posisi baru, karena awal kariernya dimulai menjadi gelandang bertahan. Perpindahan yang awalnya mengejutkan itu malah berbuah manis.

Gullit begitu sukses bersama Chelsea, dan bahkan nyaris mengalahkan Eric Cantona sebagai pemain terbaik musiman kala itu. Manajer Chelsea kala itu, Glenn Hoddle, mengatakan bahwa menonton Gullit bermain sebagai sweeper seperti menyaksikan pertandingan remaja 18 tahun melawan anak berusia 12 tahun.

1. Gareth Bale

Mungkin kisah sukses terbaik dalam daftar ini dipegang oleh Gareth Bale. Bale memulai karier di Tottenham Hotspur sebagai bek kiri, bahkan cuma jadi cadangan di belakang Benoit Assou-Ekotto.

Dia cuma bermain di 24 pertandingan Premier League dengan Spurs. Kemudian nasibnya ditawarkan untuk dipinjam ke Birmingham dan Nottingham Forest.

Gelandang Real Madrid, Gareth Bale. (AFP/Javier Soriano)

Nasibnya berubah ketika Harry Redknapp datang di White Hart Lane. Redknapp kemudian membuat keputusan untuk mengubah Bale dalam posisi lebih maju di sisi kiri lini tengah selama musim 2009/10.

Perubahan itu dramatis dan hampir instan. Seluruh kemampuan Bale bak keluar semuanya pada 2010/11. Dia tidak hanya membintangi Liga Inggris, tapi juga bikin pemain belakang Inter Milan, Maicon ketetran dalam pertandingan Liga Champions musim tersebut.

Begitu Redknapp pergi dan Andre Villas-Boas mengambil alih posisi di Spurs pada musim panas 2012. Bale berhasil mengubah posisi lagi, kali ini mengambil peran bebas di puncak serangan Tottenham. Peran inilah yag membawanya ke Real Madrid untuk rekor dunia sebesar £ 85 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya