Penangguhan Regulasi Pemain U-23 Liga 1 Dianggap Janggal

Persipura merasa persiapan timnya dirugikan karena penangguhan regulasi Pemain U-23.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 03 Jul 2017, 00:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2017, 00:00 WIB
20170106- Juara TSC 2016 Persipura Diganjar Bonus Semilyar-Jakarta- Helmi Fithriansyah
Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano memberi sambutan jelang penyerahan bonus di Jakarta, Jumat (6/1). Persipura menjadi juara Torabika Soccer Championships 2016 dengan 68 poin. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jayapura - Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tommy Mano, berpendapat bahwa penangguhan regulasi pemain U-23 yang dilakukan oleh pengelola Go Jek Traveloka Liga I sangat merugikan tim.

"Apa yang dilakukan oleh Liga Indonesia Baru dengan menangguhkan regulasi pemain U23 hingga 30 Agustus 2017 adalah janggal, tidak konsisten dan sewenang-wenang," ujar Tommy Mano, seperti dilansir Antara.

Ia menimpali, "Hal ini juga merugikan tim karena persiapan yang kami lakukan berdasarkan regulasi awal, walaupun sejak awal regulasi itu dipertanyakan banyak pihak, termasuk kami dan klub peserta lainnya. Kenapa janggal dan tidak konsisten?"

Menurut dia kondisi seperti ini sama sekali tidak dibahas saat penetapan regulasi sebelum kompetisi dimulai, namun tiba-tiba penangguhan ini muncul dengan alasan yang tidak jelas. Pihak Persipura juga merasa tidak dimintai pendapat tentang adanya penangguhan regulasi itu.

"Mereka bilang karena jumlah pemain dari klub yang dipanggil ke timnas tidak merata. Nah ini kan pernah dibahas dulu dan mereka bilang itu risiko, harus dilihat kepentingan nasionalnya, tapi sekarang berubah," katanya.

Disampaikannya bahwa penerapan regulasi pemain U23 adalah untuk pembinaan pemain muda, dan hal ini diikuti oleh tim Persipura dengan menyiapkan tim memberikan porsi kepada pemain muda.

"Eh, mereka malah ubah. Kalau pembinaan berarti harus merata, kalau seperti ini berarti pemain yang tidak dipanggil ke timnas tidak mendapatkan menit bermain, dan pembinaan jadi terputus, pemain muda diabaikan, yang dipentingkan hanya pemain yang dipanggil timnas. Di mana unsur pembinaannya?" katanya.

BTM, yang juga Wali Kota Jayapura, mengatakan bahwa kenapa harus sewenang-wenang dengan aturan. Padahal saat penerapan regulasi pemian U23 dan marquee player hampir semua klub pertanyakan hal itu.

"Termasuk kami tidak setuju, tapi itu dipaksakan dan kami pasrah saja, kami ikuti. Sekarang, entah dengan maksud dan tujuan apa tiba-tiba mereka tangguhkan regulasi pemain U23 itu, sama sekali tidak ada pembicaraan atau diskusi dengan klub atau tim, ini namanya sewenang-wenang," katanya.

Ia pun menambahkan, "Bagaimana kompetisi level tertinggi ini bisa berkualitas kalau seperti ini, harus diingat bahwa pemenang kompetisi akan mewakili Indonesia juga di ajang Asia dan di AFC tidak ada regulasi yang diatur semaunya atau di tengah perjalanan diubah-ubah."

"Sayang sekali kalau terus seperti ini, mau dibawa kemana sepak bola kita. Kami tidak tahu setelah ini apalagi yang akan diubah," demikian Benhur Tommy Mano.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya