Liputan6.com, Jakarta - Kursus pengembangan wasit Premier Skills baru saja ditutup di Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (30/7/2017). Sebanyak 60 wasit Indonesia telah mendapatkan ilmu baru soal peranan perangkat pertandingan dari dua instruktur wasit Liga Inggris.
Program tahunan Premier Skills ini diselenggarakan British Council bekerja sama dengan Premier League (Liga Inggris) untuk 29 negara berkembang. Termasuk Indonesia, pengembangan kemampuan perangkat pertandingan ditujukan untuk wasit level grassroot (akar rumput) sampai profesional di liga kasta tertinggi.
Advertisement
Baca Juga
Dalam jumpa pers usai penutupan Premier Skills, Graham Laws dan Clive Oliver dari Professional Game Match Officials (PGMOL) Liga Inggris mengungkapkan pandangannya soal sepak bola Indonesia.
"Kami sudah dapat bocoran kalau sepak bola di sini keras. Yang kami berikan di sini adalah pemahaman soal mentalitas yang kuat serta peran komunikasi di atas lapangan. Wasit-wasit di sini bagus dan punya komitmen kuat. Tapi bukan tugas kami bukan untuk menilai mereka," kata Graham.
Terdapat tiga level dalam program pengembangan wasit Premier Skills. Hasilnya, British Council dan Premier League meluluskan 60 orang, termasuk wasit berlisensi FIFA Thoriq M Alkatiri.
Lebih dari empat tahun memimpin pertandingan membuat Thoriq langsung dibekali sertifikat level 3 dalam program ini. Berbeda dengan Deliana Imam Dwi Gita, wasit perempuan pemilik lisensi C2 Nasional yang berkutat di level kelompok umur dan sepak bola sosial.
"Saya banyak masukan positif untuk menghadapi tekanan. Saya tidak beritahu kondisi wasit di sini tapi mereka sudah paham. Itu topik khusus yang mereka bawa karena diberitahu mantan Direktur Wasit FIFAÂ yang pernah ke sini sebelumnya (George Cumming)," ujar Thoriq.
Deliana menyambung, "Sebenarnya kursus ini hanya memberikan masukan tambahan seperti pembekalan mental dan kepercayaan diri. Yang paling penting mereka menerangkan Laws of the Game yang baru."
Saksikan video menarik berikut ini.