Liputan6.com, Paris - Paris Saint-Germain (PSG) sedang membangun ambisi untuk berjaya di Eropa. Sudah tujuh musim ambisi itu tak pernah bisa dicapai. Tepatnya sejak Oryx Qatar Sport Investment (QSI) lewat Nasser Al Khelaifi mengambil alih klub pada 2011 lalu.
Sebelum QSI mengambil alih PSG, klub yang lahir pada 1970 itu boleh disebut hanya semenjana saja di Eropa. Prestasi mereka hanya juara Piala Winners pada 1995/96 dan Piala Intertoto pada 2001. PSG juga baru enam kali juara Ligue 1, empat di antaranya di era kepemimpinan Nassser Al Khelaifi.
Baca Juga
Setelah investasi besar-besaran, PSG akhiri dominasi Lyon di Ligue 1. PSG empat kali beruntun juara Ligue 1, yaitu pada 2012/13 sampai 2015/16.
Di Prancis, klub yang paling banyak juara Ligue 1 bukan Lyon dan PSG. Adalah St Ettiene yang jadi raja di Prancis dengan torehan 10 trofi Ligue 1. Meski begitu, tren positif St Ettiene berakhir hingga era 1980-an. Setelah itu dominasi dipegang oleh Olympique Marseille dan juga Lyon.
Bagi PSG, Ligue 1 bukan lagi prioritas. Nasser Al Kheilaifi sebagai presiden kini membidik juara di Liga Champions. Target ini bukan sesuatu yang muluk, setidaknya jika melihat investasi yang dilakukan PSG.
PSG sudah memboyong tiga pemain penting yaitu Dani Alves, Kylian Mbappe dan Neymar. Alves diboyong secara gratis, tapi Neymar dan Mbappe hal lain.
Advertisement
Keduanya memakan biaya super besar dan diharapkan bisa membuktikan mahalnya harga mereka dengan penampilan ciamik di lapangan. Neymar sudah kuras uang PSG sebesar 222 juta atau 3,4 triliun. Sedangkan Mbappe dikabarkan bakal dibeli 180 juta euro musim depan.
Alves, Neymar dan Mbappe makin melengkapi skuat PSG yang sebenarnya sudah komplet. Sebelumnya, mereka sudah punya Edinson Cavani, Angel Di Maria, Julian Draxler, Javier Pastore dan Marco Verrati.
Kheilaifi pun optimis PSG bisa melaju di Liga Champions musim ini, meski dia tak mau sesumbar PSG bakal mudah meraihnya. Target itu dimulai dari fase grup melawan Bayern Munchen, Anderlecht dan Celtic.
"Target kami tampil bagus di setiap laga, selalu fokus dan kejar target tertinggi. Terlalu cepat mengatakan kami bakal rebut trofi Liga Champions musim ini, tapi itu mimpi kami tujuan kami. Kami lakukan segalanya untuk memenangkan Liga Champions," katanya.
Trisula Maut
Secara teknis, PSG kini punya trio maut di lini depan. Mereka adalah Neymar, Kylian Mbappe dan Edinson Cavani. PSG sepertinya bakal menerapkan formasi 4-3-3 dengan hadirnya Mbappe.
Masalahnya, Mbappe terbiasa main di kiri seperti Neymar. Demi kepentingan tim, Mbappe sepertinya bakal digelar digeser ke kanan. Emery sendiri ogah memusingkan di mana dia akan memainkan Mbappe. Yang pasti, dia siap turunkan Mbappe saat PSG hadapi Metz akhir pekan ini.
"Saya sudah bicara dengan Mbappe dan kami sudah bicarakan itu, bagaimana kami inginkan dia bermain, tapi selalu utamakan tim dulu," ujar Emery seperti dikutip Goal.com.
"Dia penyerang. Kami sudah dapatkan semua pemain untuk lini serang sekarang. Kami sudah otak atik harus seperti apa mereka bermain. Mungkin Mbappe bisa jadi striker dulu, tapi dia juga bisa di kiri dan kanan," ucapnya, menambahkan.
Trio maut yang dimiliki PSG pun digadang-gadang sudah punya nama. Media menamakan trio ini MCN alias Mbappe, Cavani dan Neymar. Sedikit mirip dengan yang dimiliki Barcelona yaitu trio MSN.
Kekuatan tiga penyerang ini diharapkan bisa mengantarkan PSG ke kejayaan di Eropa. Akankah penantian tujuh musim PSG akan terbayar?
Advertisement
Ambisi Mbappe
PSG sejauh ini hanya sukses tembus perempat final Liga Champions. Itu terjadi sejak 2012 hingga 2015, sedangkan musim lalu, langkah mereka terhenti karena dijegal oleh Barcelona. PSG secara menyakitkan kalah 5-6 dari Barcelona pada dua leg babak 16 besar Liga Champions.
Laga melawan Barcelona musim lalu jadi sejarah pahit yang dirasakan PSG. Sempat unggul 4-0 di leg pertama, PSG kalah 1-6 di leg kedua di Camp Nou. Remontada yang dilakukan Barcelona membuat mereka lagi-lagi gagal balas dendam atas klub asal Katalunya itu.
Neymar yang saat itu mencetak dua gol menjadi pahlawan bagi Barcelona. Ironisnya, Neymar pula yang membelot untuk gabung PSG musim ini.
Ambisi PSG yang ingin berjaya di Liga Champions juga diamini Mbappe. Dia juga ingin sukses di Liga Champions setelah musim lalu terhenti langkahnya di semifinal.
Musim lalu, Mbappe sukses antar AS Monaco ke semifinal sebelum dijegal Juventus. Mbappe dan Neymar jadi modal penting bagi PSG rebut ambisi tersebut.
"Bermain dengan Neymar tentu sebuah keuntungan, tapi bukan dia yang membuat saya gabung di sini. Saya ke sini untuk sebuah proyek memenangkan trofi Liga Champions," ujarnya.
Dengan tambahan kekuatan semangat seperti ini, apakah PSG benar-benar bisa mewujudkan target juara atau tembus ke final Liga Champions musim ini?