5 Alasan Mourinho Lebih Hebat Dibanding Guardiola di Liga Inggris

Bersama MU Mourinho telah melabuhkan gelar juara Liga Europa.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Sep 2017, 21:10 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2017, 21:10 WIB
Momen Menarik Premier League Pekan ke-4
Jose Mourinho (kiri) dan Josep Guardiola kembali bersaing ketat di Liga Inggris (Reuters/Carl Recine)

Liputan6.com, Jakarta - Persaingan antara Jose Mourinho dan Pep Guardiola kembali memanas. Setelah sebelumnya, mereka berseteru di Liga Spanyol, kini keduanya kembali bersaing di Liga Inggris.

Mourinho melatih Manchester United (MU). Sedangkan Guardiola, menangani klub rival sekota Setan Merah, Manchester City.

Dulu, di Liga Spanyol, persaingan keduanya sangat sengit. Mourinho di Real Madrid, Guardiola di Barcelona. Persaingan keduanya bahkan, bukan melulu soal taktik, tapi gengsi.

Di Liga Inggris pun tak jauh berbeda. Namun, Mourinho disebut-sebut lebih hebat ketimbang rivalnya itu di Liga Inggris. Mengapa demikian?

Berikut lima alasannya, seperti dikutip dari Sportskeeda:

 

5. Tingkat Harapan

Meskipun secara pribadi memiliki ambisi yang berbeda, Jose Mourinho masih memperbaiki kesalahan pendahulunya, dan terus membantu MU ke tingkat semestinya. Finis di tempat keenam musim lalu memang tak terlalu bagus.

Skuad Manchester United saat menjuarai Liga Europa setelah mengalahkan Ajax Amsterdam 2-0 di Friends Arena, Stockholm. (AP Photo)

Akan tetapi, The Special One berhasil meraih kesuksesan di Liga Europa dan itu juga membuat MU otomatis lolos ke Liga Champions. Sementara itu, Guardiola yang ditugaskan membawa trofi Liga Inggris kembali ke Stadion Etihad sejak kedatangannya, belum terbukti.

Musim lalu, The Citizens cuma berhasil finis di tempat ketiga dan memastikan Liga Champions. Status Guardiola dalam juga dalam sorotan setelah gagal membawa gelar Liga Champions ke Bayern Munchen dan hanya bisa mengenang kesuksesan Barcelona-nya begitu lama.

 

4. Filofosi Mourinho Lebih Masuk Akal

Musim lalu Guardiola menjadi topik pembicaraan di media Inggris setelah merayakan penampilan timnya usai bermain imbang Liverpool. Itu sebuah reaksi yang mengatakan segala sesuatu tentang filosofi dan pendekatan Guardiola terhadap permainan tersebut.

Bagi Guardiola, ini tentang kinerja, dan jika kinerjanya konsisten, hasilnya akan menyusul. Tapi nyatanya belum ada buah yang bisa dipetik dari kepemimpinannya di Inggris.

Jose Mourinho (AFP/GEOFF CADDICK)

Sementara itu, Jose Mourinho memegang filosofi menang adalah satu-satunya hal yang penting. Bagi Mourinho, tidak usah malu secara terbuka menghancurkan beberapa laga demi mengejar kemenangan di suatu kompetisi, bahkan sekalipun timnya bermain buruk.

Liga Inggris jauh berbeda dengan La Liga serta Bundesliga, dan Manchester City bersamanya tidak akan selalu memiliki kebebasan untuk bermain sepak bola sempurna melawan tim yang punya pertahanan tangguh. Mungkin permainan Mourinho tidak akan selalu bagus untuk ditonton, tapi United akan menggali lebih banyak poin daripada City saat situasi sulit.

Perbedaan antara Jose Mourinho dan Pep Guardiola dalam aspek ini adalah bahwa bos Manchester United itu dapat membentuk timnya untuk menang melawan lawan yang berbeda. Sedangkan Guardiola akan menolak berkompromi mengenai ideologi dan filosofinya yang kuat ketika harus menerapkan rencana permainan yang efektif.

 

3. Ibrahimovic yang Lapar

Jendela transfer Januari kemungkinan akan menjadi titik penting di musim ini. Namun Mourinho sudah meraih langkah lebih awal. Zlatan Ibrahimovic memiliki dampak besar pada kedatangannya musim lalu untuk menjadi salah satu pemain United yang paling berpengaruh dan penting.

Zlatan Ibrahimovic. (EMMANUEL DUNAND / AFP)

Cedera jangka panjangnya membuatnya saat ini masih harus absen. Tapi dia akan kembali pada waktunya untuk melakukan pekerjaan yang diharapkan Mourinho.

Tidak ada keraguan bahwa Guardiola juga akan tertarik untuk memperkuat skuatnya lagi setelah jendela terbuka. Namun Ibrahimovic sudah berpengalaman dalam metode Mourinho dan sangat menarik uuntuk dinantikan.

 

2 Mourinho Lebih Berpengalaman

Jose Mourinho tahu apa yang diperlukan untuk memenangkan Liga Inggris. Dia telah melakukannya tiga kali bersama Chelsea.

Selain itu, manajer Portugal tersebut telah menyeimbangkan laga di Eropa dengan tantangan gelar dan tahu bagaimana menerapkan mental juara ke dalam skuatnya. Fakta bahwa dia juga telah memenangkan gelar liga di Portugal, Spanyol dan Italia, patut digarisbawahi.

Jose Mourinho (AFP/Jack Guez)

Tentu saja, Guardiola juga menikmati kesuksesan liga domestik di Spanyol dan Jerman, namun ini adalah persaingan yang sangat berbeda dengan Liga Inggris. Guardiola mengalami persaingan ketat dari Real Madrid dan Atletico. Namun mereka dibantu oleh pemain-pemain hebat seperti dari Messi, Xavi dan Iniesta.

Sementara itu, keberhasilan Bundesliga diperkirakan sebagai persyaratan minimum di Bayern Munchen. Meski meraih tiga gelar liga berturut-turut bersama The Bavarian, dia tak mampu membawa kesuksesan Liga Champions.

 

1. Keinginan Membalas Dendam Masa Lalu

Selama persaingan mereka di Spanyol, Barcelona dipandang sebagai sosok yang hebat. Sedangkan Mourinho punya hubungan buruk dengan pers Spanyol.

Barcelona bersamanya mendefinisikan kembali cara permainan tiki-taka. Sedangkan Real Madrid masa Mourinho dipandang sebagai elemen negatif saat kedua belah pihak bertemu oleh pers Spanyol.

Bahkan saat Real Madrid meraih gelar La Liga di 2011/12 dengan memecahkan serangkaian poin dan catatan gol, Pep Guardiola-lah yang meraih penghargaan Coach of the Year. Dia selalu menjadi tokoh yang populer.

Itu adalah situasi yang melukai Mourinho. Ini adalah saat yang tepat bagi Mourinho membalaskan semua itu di Inggris dan peluang tersebut sangat terbuka lebar.

Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya