Liputan6.com, Barcelona - Pemain Barcelona, Ivan Rakitic nyaris jadi korban teror yang melanda Barcelona, pada pertengahan Agustus lalu. Dia dan keluarga akhirnya selamat berkat firasat sang istri.
Pengakuan ini disampaikan Rakitic saat diwawancara media Kroasia, 24 Sata. Seperti dilansir AS,  Rakitic mengaku tengah berada di pusat kota Barcelona dekat Las Ramblas, saat insiden berdarah itu terjadi. Cuaca cerah dan Rakitic berniat mengajak keluarganya jalan-jalan.Â
Advertisement
Baca Juga
Mereka kemudian berkendara ke pusat kota untuk menikmati pemandangan. Namun istrinya, Raquel Mauri tiba-tiba melontarkan keinginan lain. Menurut Rakitic, Mauri menyarankan agar mereka menemani anak-anaknya bermain di tempat lain saja.Â
"Kami sangat dekat," kata bintang Barcelona itu.
"Saya tengah berada di pusat kota bersama keluarga dan berniat jalan-jalan ke lokasi kejadian. Saya ingin pergi ke sana, tapi istri saya berkata bahwa saat itu cuaca cerah dan sebaiknya anak-anak bermain di taman di luar rumah. Syukurlah, saya mendengarkannya."
Keputusan Rakitic tepat. Sebab tidak lama kemudian, sebuah mobil van yang dikemudikan teroris dengan kecepatan tinggi sengaja menabrak orang-orang yang berjalan di trotoar Las Ramblas. Sebanyak 13 orang terbunuh dan 100 pejalan kaki lainnya mengalami luka-luka. Â
"Kami hanya berjarak tiga atau empat menit lagi dari pusat kengerian. Kami duduk di mobil dan putar balik menuju rumah ketika baterai telepon genggam saya melemah. Keluarga dan teman berusaha mencari tahu bagaimana kondisi kami," kata Rakitic mengenang insiden itu.
"Insiden itu terjadi begitu saja," beber Rakitic.
 Saksikan juga video pilihan di bawah ini:
Tangkap Pelaku
Kepolisian Spanyol langsung bergerak cepat mencari pelaku teror tersebut. Pengejaran terus dilakukan sampai akhirnya keberaan tersangka tercium di sekitar Sant Sadurnà d'Anoia.Â
Younes Abouyaaqoub pemuda berusia 22 tahun yang diduga sebagai pelaku akhirnya tewas dalam penangkapan. Pria asal Maroko itu menjemput ajal di ujung timah panas polisi.Â
Meski demikian, polisi tidak bisa segera mengevakuasi Abouyaaqoub. Sebab di tubuhnya tertanam bahan peledak. Polisi bahkan sampai harus menurunkan robot untuk melepasnya.Â
Â
Advertisement