Liputan6.com, Lamongan - Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (15/10/2017). Choirul meninggal usai berbenturan dengan rekan setim, Ramon Rodrigues pada pertandingan melawan Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan.
Baca Juga
Advertisement
Insiden itu terjadi di menit ke-44 saat Persela tengah unggul 1-0 berkat gol Saddil Ramdani. Saat itu, Choirul Huda bermaksud memotong umpan terobosan Semen Padang. Sialnya, Ramon juga berada dalam posisi mengejar bola dan tak mampu menghindari benturan dengan Choirul Huda.
Meski langsung dilarikan ke UGD RSUD Soegiri, Lamongan, nyawa kiper 38 tahun itu tetap tak tertolong. Ia pun dinyatakan dokter meninggal dunia pada pukul 16:45 WIB.
Choirul Huda merupakan sosok ikonik buat Persela Lamongan. Maklum, ia lahir dan besar di kota tersebut. Choirul pun telah sejak 1999 membela Persela, dan tak pernah sekali pun pindah klub.
Tidak heran, kepergiannya disesali banyak pihak termasuk mantan pelatihnya, Eduard Tjong. Ia pun mengungkapkan beberapa fakta menarik terkait sosok Choirul Huda.
Berikut Fakta Tersebut:
Panutan Pemain Muda
Eduard Tjong menuturkan, Choirul tak pernah sekali pun merasa senior di skuat Persela. Sebaliknya, Choirul selalu berdialog dengan rekan setim sebelum berdiskusi dengannya terkait kondisi Persela.
"Dia tak pernah bicara atas nama pribadi. Dia selalu bicara dengan rekan setim, mulai dari pemain asing hingga pemain muda, sebelum bicara sama saya. Ini saya bicara apa adanya," kata Eduard.
Selain rendah hati, Choirul merupakan sosok pekerja keras. "Setiap habis pertandingan, terutama ketika kita kalah, dia selalu datang ke saya minta pendapat, terutama soal penampilannya," ujar Eduard.
Advertisement
Punya Bakat Melatih
Pengalaman Choirul menjaga mistar gawang Persela membuatnya punya bekal yang cukup untuk jadi pelatih kiper. Choirul juga selalu menyerap pengetahuan yang ia peroleh untuk memperbaiki penampilannya.
"Kalau apa yang saya bilang kurang, dia besok praktekkan," kata Eduard.
Eduard juga mengaku tak segan sesekali meminta Choirul melatih rekan-rekannya. "Almarhum juga punya bakat melatih. Sebagai pemain, saya minta dia melatih kiper," ujar Eduard.
Choirul sendiri diketahui memang berniat menjadi pelatih kiper usai pensiun. Sayang, impiannya itu tak pernah terwujud lantaran lebih dulu meninggal dunia.
Pemberi Rasa Aman
Kegesitan Choirul menjaga gawang membuat para bek Persela merasa aman. "Waktu dia main, pertahanan kami seperti terlindungi. Ini informasi dari pemain langsung, bukan dari saya," ujar Eduard.
Eduard menuturkan, dirinya tidak bermaksud mengecilkan peran pemain lain termasuk kiper pelapis. Namun permainan gemilang Choirul-lah, kata Eduard, yang membuat Persela racikannya bisa merangsek ke papan atas.
Advertisement