Cegah Kasus Choirul Huda, Komite Medis PSSI Berguru ke AFC

Komite Medis PSSI tambah ilu di kursus AFC.

oleh Defri Saefullah diperbarui 07 Nov 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2017, 06:00 WIB
Detik-Detik Insiden Meninggalnya Kiper Persela Choirul Huda
Tim medis memberi pertolongan kepada Choirul Huda usai mengalami benturan saat pertandingan Liga 1 di stadion Surajaya, Lamongan (15/10). Choirul Huda tutup usia di RSUD Soegiri akibat cedera di dada sebelah kiri. (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta - Komite medis Asian Football Federation (AFC) menyelenggarakan pelatihan tentang kegawat daruratan medis sepakbola dan program anti doping di St. Luke Medical Center Manila , Filipina sejak tanggal 31 Oktober – 3 November 2017. Pelatihan ini melibatkan 60 dokter olahraga dari 15 negara kawasan Asia tenggara dan Asia Timur ditambah Australia.

Dan PSSI melalui Komite Medis dr.M.Ikhwan Zein, dokter spesialis kedokteran olahraga yang dikirim mengikuti pelatihan tersebut.

“PSSI merasa terhormat mendapat prioritas mengikuti seminar ini dari anggota AFC lainnya, dan pastinya ilmu ini sangat berguna bagi sisi medis sepakbola kita. Dan memang sudah semestinya kita bersama-sama terus sadarkan masyarakat tentang risiko dan pentingnya medis dalam penyelenggaraan sepakbola,” kata Zein.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dokter di wilayah Asia Tenggara di bidang Football Medicine . Kualifikasi peserta pun diseleksi secara ketat oleh AFC karena harapannya mereka yang telah tersertifikasi pelatihan ini mampu menjadi instruktur medis dan menyebarkan ilmunya di federasi negara masing-masing.

Datang sebagai pembicara utama ialah Professor Efraim Kramer, dokter spesialis kegawatdaruratan (emergency) yang merupakan anggota komite medis FIFA dan tim medis untuk Piala Dunia Russia 2018.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Perhatikan Keselamatan

Choirul Huda
Choirul Huda saat diganti Ferdiansyah pada laga Persela kontra Arema. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Sebelumnya, ketua komite medis AFC Dato Dr. Gurcharan Singh dalam sambutannya mengatakan bahwa aspek medis dalam sepakbola telah mendapat perhatian penuh dari FIFA dan AFC. Setiap anggota federasi diharapkan dapat memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan pesepakbola di negara masing-masing.

Materi hari pertama dan kedua dalam pelatihan ini berisi tentang penanganan kegawatdaruratan medis di bidang sepakbola, baik itu serangan jantung mendadak, cedera kepala leher, gegar otak, serangan alergi (anafilaksis), asma, kejang epilepsi, cedera panas hingga kasus sambaran petir.

Dalam sesi ini dibahas juga tentang kasus meninggalnya kiper Choirul Huda yang terjadi di Indonesia dan menelaah dari sisi medis dan penanganannya. Peserta tidak hanya mendengarkan presentasi dari narasumber namun juga melakukan sesi praktek dalam menanganani kegawatdaruratan saat di lapangan.

Bahas Nutrisi

Choirul Huda, Persela Lamongan, Torabika Soccer Championship 2016
Sepanjang kariernya Choirul Huda hanya memperkuat satu klub yakni Persela. Ia mulai memperkuat Laskar Joko Tingkir tahun 1999 hingga saat ini. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Hari ketiga dan keempat membahas aspek kesehatan pada sepakbola secara umum mulai dari nutrisi, verifikasi gender, sepakbola wanita, cedera olahraga, program rehabilitasi hingga doping. Simulasi pengambilan sampel doping dilakukan oleh setiap peserta yang berperan sebagai Doping Control Officer (DCO).

Hari keempat merupakan hari terakhir dan dilakukan penutupan. Hadir dalam penutupan ini Direktur St.Luke Medical Center dan Sekjen dari federasi sepakbola Filipina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya