Jaksa Italia Sewot Sanksi Presiden Juventus Dicabut

Keputusan untuk mengubah sanksi pada Presiden Juventus, Andrea Agnelli mengundang protes.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 19 Des 2017, 12:50 WIB
Diterbitkan 19 Des 2017, 12:50 WIB
Andrea Agnelli
Presiden Juventus, Andrea Agnelli. (AP Photo/Matthias Schrader)

Liputan6.com, Turin - Keputusan untuk mengubah sanksi pada Presiden Juventus, Andrea Agnelli mengundang protes. Salah satu jaksa di Kejaksaan Italia, Giueseppe Pecoraro menilai pengadilan telah mengkomersilkan hukuman pada Agnelli.

"Ada keinginan untuk mengkomersilkan sanksi ini," kata Pecoraro seperti dilansir Football Italia.

Seperti diketahui, Agnelli dijatuhi sanksi larangan satu tahun datang ke stadion setelah kedapatan menjual tiket pertandingan ke kelompok suporter garis keras. Kelompok suporter ini mendapatkan lusinan tiket dan bisa membayarnya secara kredit.

Bahkan kabarnya, tiket itu sampai juga ke tangan kelompok mafia, meski investigasi lanjutan menemukan Agnelli tak terkait mafia.

Atas sanksi ini, Agnelli lalu mengajukan banding ke pengadilan federal Federasi sepak bola Italia (FIGC). Pengadilan federal lalu mengabulkan banding Agnelli.

 

 

 

Sanksi Diubah

Suporter Juventus  (AFP/Alberto Pizzoli)

Pengadilan lalu mengubah sanksi pada Agnelli. Pengadilan memutuskan untuk menghukum bahwa Curva Sud tertutup untuk satu pertandingan Juventus. Juventus juga dijatuhi denda 600 ribu euro atau Rp 9,6 miliar, sementara Agnelli 100 ribu euro.

"Pengubahan sanksi ini adalah preseden buruk," kata Pecoraro.

Minta Dihukum Berat

Sebelumnya, jaksa penuntut atas kasus ini, Giuseppe Pecoraro, meminta Agnelli dihukum lebih berat. Pecocaro menuntut Agnelli hukuman tidak terlibat sepak bola selama dua setengah tahun dan denda 50 ribu euro.

Selain itu, jaksa juga menuntut Juventus memainkan dua pertandingan kandang di Allianz Arena tanpa penonton. Dia juga meminta satu pertandingan kandang Bianconeri lainnya tanpa penonton di curva sud, yang biasanya diisi ultras.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya