Liputan6.com, Jakarta Petarung MMA (Mix Martial Art) One Championship asal Indonesia, Stefer Rahardian, harus melewati masa lalu yang keras. Stefer menceritakan bagaimana kehidupan yang dilaluinya saat kecil dan remaja di Jakarta Pusat.
"Itu merupakan lingkungan yang cukup keras saat saya beranjak dewasa," kata Stefer Rahardian, mengisahkan.
Advertisement
Baca Juga
"Para lelaki kerap mabuk di depan pintu rumah Anda. Juga ada obat-obatan dan geng. Saat ini berdiri rumah-rumah bagus di sini, dan sekarang lebih aman," ungkapnya dalam rilis One Championship, yang diterima wartawan.
Berbagai kesulitan seakan menjadi bagian dari kehidupan Rahardian saat itu. Pertama kedua orang tuanya harus berpisah 20 tahun yang lalu. Kemudian kematian kakaknya mengikuti setelahnya.
Hal tersebut masih belum cukup traumatis bagi Rahardian, karena setiap harinya ia juga mengalami intimidasi dan harus memberikan semua uang sakunya, sampai ia kemudian memutuskan untuk membela dirinya sendiri melawan para pengganggu.
Stefer Rahardian memilih menekuni bela diri saat sahabatnya mengundangnya ke kelas Brazilian Jiu- Jitsu pada tahun 2008, ia seakan tersengat oleh racun bela diri. Dia menekuninya sambil bekerja sebagai office boy, kendati gajinya sebagian habis untuk membayar pelatih. Itu jauh sebelum dia berkiprah di One Championship.
Awal Buruk
Pertarungan-pertarungan di dalam turnamen dia lakoni, awalnya tidak berjalan baik. Namun, semuanya mulai berlangsung bagus bagi dia, bahkan dia ketagihan bertarung untuk memenangi medali.
Namun, tak lama kemudian bencana dialaminya saat latihan di tahun 2011. Partner latihan Rahardian membuatnya terjatuh dan merobek ACL di lutut kanannya. Mimpinya, sebagaimana juga pekerjaan sehari-harinya kini bergantung pada tabungannya, karena biaya operasinya mencapai lebih dari USD 3.700.
Kehidupannya tak berjalan baik setelah cedera itu, dia harus beberapa kali meminjam uang. Operasi untuk mengobati cederanya, membuat Stefer harus mengeluarkan dana besar. Namun hal paling mengerikan dari situasi ini adalah banyaknya orang yang kehilangan kepercayaan padanya bahwa dia dapat kembali ke jalur yang benar untuk melanjutkan karir bela dirinya.
"Tak ada yang mau berlatih dengan saya. Mereka semua berpikir saya sudah berakhir," katanya.
Hingga kemudian keberuntungan menyapanya saat berjumpa Andrew Leone di tahun 2013. Petarung ONE Bantamweight World Championship masa depan ini mulai menunjukkan kemampuan Muay Thai dan Jiu-Jitsu-nya di Jakarta Muay Thai & MMA.
Advertisement
Kebangkitan Stefer
Terbukti, kepercayaan yang tinggi di antara keduanya menjadikan Rahardian kemudian mengikuti jejak temannya itu untuk masuk ke ring yang sama dan mendapatkan kesuksesan yang juga sama. Stefer Rahardian membuat debut profesionalnya di tahun 2015, mendapatkan kemenangan cepat, dan kemudian melompat ke ONE Championship yang telah ditunggu-tunggu.
Di bulan Agustus 2016, segera setelah bergabung, Rahardian mengalahkan sepasang lawannya dengan jurus rear-naked choke hanya dalam dua menit untuk memenangi ONE Flyweight Indonesian Tournament Championship.
Dia meneruskan kemenangannya di tahun- tahun selanjutnya, namun ia merebut kemenangan terbaiknya di bulan September 2017 di gelaran pendukung pemuncak dalam ONE: TOTAL VICTORY.
Stefer Rahardian secara cerdas membuat petarung Kamboja Sim Bunsrun terjatuh ke atas matras dan menghentikannya dengan pukulan-pukulan telak dari posisi di atasnya. Saat petarung Kamboja tersebut mencoba untuk menghindar dari pukulan-pukulan tersebut dan membalikkan keadaaan, Rahardian mengantisipasinya dengan gerakan rear-naked choke layaknya ular Cobra dan kemudian memaksa lawannya itu untuk menyerah dalam 67 detik.
Tak terkalahkan dan kini memiliki rekor professional hebat 7-0, Rahardian memiliki potensi untuk menjadi atlet bela diri terbaik dari Indonesia yang pernah hadir. "Saya hanya ingin terus berkembang dan terus maju," katanya.
Duel Lawan Petarung Pakistan
Kali ini, Stefer Rahardian siap untuk pertarungan selanjutnya melawan petarung Pakistan Muhammad "The Spider" Imran dalam laga pendukung ONE: KINGS OF COURAGE, yang akan berlangsung di Jakarta Convention Center, Indonesia pada 20 Januari mendatang.
Dengan penampilannya yang impresif, Rahardian dapat membawa dirinya untuk menembus lapisan atas divisi kelas terbang ONE yang antara lain ditempati Geje “Gravity” Eustaquio, Danny Kingad, Kairat “The Kazakh” Akhmetov, Reece “Lightning” McLaren, dan ONE Flyweight World Champion Adriano “Mikinho” Moraes.
Melalui kesuksesan yang tengah didapatnya saat ini, Rahardian memiliki keyakinan bahwa suatu saat sabuk gelar juara ONE Flyweight World Championship akan terlingkar di pinggangnya.
"Saya adalah atlit bela diri yang selalu berharap dapat memberikan Anda hiburan terbaik dan pertunjukkan terbaik yang pernah ditonton di atas ring. Saya hanya ingin menikmati setiap momen yang ada dan sabuk itu akan menjadi milik saya suatu saat nanti," terangnya.
Advertisement