Liputan6.com, Jakarta Kursi ketua umum PSSI kosong usai mundurnya Edy Rahmayadi pada kongres tahunan yang berlangsung di Nusa Dua, Bali lalu. Dua nama pun mencuat ke permukaan belakangan ini yang mengaku siap jadi ketum PSSI yang baru: Erick Thohir dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Namun, munculnya dua nama ini menuai sindiran. Mantan pemain dan pengurus SSB, Urias Rahantoknam merasa kedua figur seperti tak berkeringat sama sekali dalam mengejar posisi ketua umum PSSI.
Advertisement
Baca Juga
“Ini ibarat menyalip di tikungan,” ujar Urias seperti rilis yang diterima media.
Urias pun memunculkan istilah lain, yakni ibarat sapi punya susu tapi keling (India) yang punya nama. Lalu dia juga menyebut istilah itik yang bertelur tapi ayam yang mengerami.
Banyak organisasi yang lebih berkeringat dalam mengejar perbaikan di sepak bola nasional, diantaranya Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN). Organisasi yang didirikan Suhendra Hadikuntono Oktober lalu ini sudah banyak bergerak demi melengserkan Edy Rahmayadi dari jabatan rangkapnya baik sebagai ketum PSSI atau Gubernur Sumatera Utara.
KPSN merekrut para ahli di bidangnya mulai mantan anggota Komite Eksekutif PSSI, eks pemain-pelatih, praktisi hukum, hingga wartawan. Hasilnya, hanya dalam empat bulan KPSN berhasil menumbangkan Edy Rahmayadi yang merangkap jabatan Gubernur Sumatera Utara.
Tekanan KPSN
Tekanan yang dilakukan KPSN lewat dukungan terhadap Satgas Antimafia Bola Polri untuk memberantas Match Fixing dan juga diskusi beberapa waktu lalu turut memberi tekanan terhadap Edy Rahmayadi, sehingga yang bersangkutan akhirnya memilih lengser.
Kegerahan Edy terhadap acara diskusi KPSN itu tercermin dari pidatonya di Kongres PSSI. “Jangan ada yang mengkhianati PSSI. Saya tahu ada orang-orang di depan saya ini yang menghadiri acara di luar acara PSSI,” ujar Eddy saat itu.
Komisioner Bidang Hukum KPSN, Erwin Mahyudin SH menyatakan, pembentukan Satgas Antimafia Bola oleh Polri pada 22 Desember 2018 tak luput dari inisiasi KPSN yang menggandeng Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri untuk memberantas maraknya match fixing.
Bareskrim pun menerbitkan Surat Perintah No: Sprin/4976/X/2018/Bareskrim tertanggal 29 Oktober 2018.
“Jadi, kalau ada orang yang tidak ‘berkeringat’ menumbangkan ER (Edy Rahmayadi, red) lalu berebut kursi Ketum PSSI, maka bercerminlah. Selayaknya yang menjadi Ketum PSSI adalah orang yang berjasa menumbangkan ER,” kata Erwin.
Advertisement
Siap Turun Gelanggang
Sementara itu, Suhendra mengaku siap jadi pengurus PSSI. Apalagi, PSSI disebutnya menjadi panggilan bangsa dan negara.
"Tugas saya sudah selesai. Jika saya tidak mengambil risiko, maka peta tidak akan pernah berubah. Jika bangsa dan negara yang memanggil, ditempatkan di mana pun saya harus siap," ujarnya.