Liputan6.com, London Rasisme seperti borok yang kerap menggerogoti semangat fair play sepak bola. Namun bintang Chelsea, Tammy Abraham, punya cara sendiri untuk memerangi aksi tersebut.Â
Abraham menjadi salah satu korban aksi rasial saat Chelsea kalah lewat adu penalti dari Liverpool di UEFA Super Cup pekan lalu. Dalam duel ini, Abaham menjadi bulan-bulanan para suporter gara-gara gagal mencetak gol saat babak adu tostosan berlangsung.Â
Sebagai penendang terakhir, Abraham tidak mampu menjebol gawang Liverpool. Tendangannya masih mampu diblok oleh penjaga gawang The Reds. Akibatnya, Chelsea kalah dengan skot 4-5 setelah sepanjang 120 menit mampu menahan Liverpool 2-2.Â
Advertisement
Hinaan rasial diterima Abraham lewat media sosial. Pemain yang baru berusia 21 tahun itu tentu saja kecewa. Namun Abraham tidak ingin sikap itu mengganggu konsentrasinya.Â
"Banyak hal terjadi dalam sepak bola," katanya kepada Sky Sports.
"Saya berpengalaman dan saya punya pengalaman mengambil tendangan penalti dalam keadaan tertekan, tapi saya gagal kali ini. Saya dihina, tapi saya orang yang positif. Saya tidak mendengarkan sampah dan tetap fokus pada diri sendiri dan terus melangkah."
Meski tidak ambil pusing dengan perundungan yang menimpanya, Abraham tetap ingin membalas para pelaku. "Anda pasti ingin membungkam para pembencimu dan terus menjalani pekerjaan di lapangan. Biarkan sepak bola yang bicara," beber Abraham.Â
Â
Lampard Berang
Chelsea tidak mentolerir rasisme. Tim berjuluk The Blues akan bertindak tegas kepada suporter yang melakukan tindakan tersebut. Bahkan pelatih Chelsea, Frank Lampard, mengaku, penghinaan rasial yang menimpa Abraham telah membuatnya sangat geram.Â
"Tammy sangat terpukul. Saya sangat jijik melihat tindakan oleh yang katanya fans Chelsea. Saya tidak tahu, bagaimana hal itu bisa diizinkan di media sosial. Terlihat sangat mudah, sehingga sesuatu harus segera dilakukan," ujar Lampard membela Abraham.Â
"Saya sangat marah atas Tammy dan marah untuk kami dari klub yang sudah melakukan banyak hal untuk memerangi diskriminasi di berbagai level. Ini adalah kemunduran."
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Â
Advertisement