Liputan6.com, Jakarta - Bernhard Limbong, satu dari 11 Calon Ketua PSSI periode 2019-2023, mempertanyakan program pengurusan yang memperbanyak pemain naturalisasi untuk Timnas Indonesia. Menurutnya, langkah memperkuat Timnas Indonesia dengan pemain naturalisasi tidak tepat.
Dia membuktikannya saat Timnas Indonesia kalah telak lima gol tanpa balas dari Uni Emirat Arab pada Kualifikasi Piala Dunia 2022.
"Saya tidak suka (pemain) naturalisasi. Untuk apa, sudah ada naturalisasi tetap kalah 0-5," katanya dalam Diskusi Olahraga Mencari Ketua PSSI Ideal yang digelar SIWO PWI Pusat dan PSSI Pers di Aula Wisma Karsa Pemuda, Kemenpora, Jakarta, Rabu (30/11/2019).
Advertisement
Limbong mengatakan, dirinya lebih mengutamakan bakal dari tanah Papua, khususnya di Wamena. Sosok yang pernah menjabat sebagai Ketua Komdis PSSI di zaman Djohar Arifin itu menilai ada banyak kebanggaan dari tanah Wamena.
"Kalau dikasih kesempatan, saya akan utamakan sepak bola di daerah Papua. Ini penting karena di sana SDM-nya banyak. Bukan mengabaikan daerah lain karena di Papua ada kebanggaan," ujarnya.
"Seperti di Wamena, anak-anak di sana suka main bola. Dulu di Wamena ada klub yang namanya Persiwa, sekarang sudah tidak ada," ucap pria kelahiran Samosir itu melanjutkan.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Fokus Lain
Selain itu, untuk memperbaiki mental para pemain sepak bola Indonesia, Limbong ingin memperbaiki gizi. "Kita harus pikir yang cerdas, menerapkan gizi yang bagus. Tidak bisa main bola yang benar jika gizinya tidak baik. Kita harus memulainya dari usia minim," katanya.
Pemilihan Ketua Umum PSSI bakal berlangsung di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (2/11/2019). Ada 11 orang yang maju menjadi calon Ketua Umum PSSI periode 2019-2023.
Advertisement