Jakarta- PSSI masih terus mencari sosok yang tepat untuk menjadi pelatih baru untuk Timnas Indonesia. Hingga saat ini belum ada titik terang siapa yang akan dipilih.
Nasib dua nama yang sempat digadang-gadang jadi pelatih Timnas Indonesia, tak kunjung menemui kata sepakat. Mereka adalah Luis Milla dan mantan pelatih Korea Selatan, Shin Tae-yong.
Kabar terbaru, Shin Tae-yong tengah bernegosiasi dengan klub asal China. Negosiasi itu dilakukan karena Shin tak kunjung mendapat kepastian dari PSSI.
Advertisement
Sementara Luis Milla disebut menemui beragam kendala dalam kesepakatan yang ditawarkan PSSI. Beberapa kondisi yang disebut menjadi kendala Luis Milla itu termasuk tuntutan untuk memperbaiki Timnas Indonesia dalam waktu singkat.
Selain itu, PSSI juga meminta garansi dari Milla untuk membawa Timnas Indonesia kampiun di AFF 2020. Tentu saja permintaan itu tak diamini mantan pemain Barcelona tersebut.
Kabar terbaru, PSSI mulai meyiapkan Rudd Gullit sebagai alternatif pelatih untuk Timnas Indonesia. Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan atau Iwan Bule, bahkan menyebut telah melakukan komunikasi dengan pelatih asal Belanda tersebut.
Nama Ruud Gullit lantas menjadi topik pembicaraan pencinta sepak bola Indonesia. Bola.com telah merangkum tujuh fakta menarik tentang Ruud Gullit. Berikut ulasannya:
Â
1. Legenda Belanda
Ruud Gullit merupakan legenda Timnas Belanda. Bersama De Orange, Gullit mengoleksi 88 caps dan mencetak 17 gol. Selain itu, dia juga turut andil dalam kemenangan Timnas Belanda di Piala Eropa 1988.
Sementara di level klub, performa ciamik Ruud Gullit mentereng kala merumput bersama AC Milan (1987-1994). Bersama Milan, Gullit berhasil menjuarai Serie A, Liga Champions, Piala Super, dan Piala Toyota.
Setelah meninggalkan AC Milan, Gullit sempat bermain untuk Chelsea dan Sampdoria.Â
Gullit kemudian melanjutkan kiprahnya dengan menjadi pelatih. Dia pernah menangani Chelsea, Newcastle United, Feyenoord, LA Galaxy, dan Terek Grozny juga tak kalah meyakinkan.
Advertisement
2. Pernah Merilis Lagu
Di samping kesibukannya sebagai pemain sepak bola, Ruud Gullit juga sempat mencoba peruntungan terjun ke dunia tarik suara. Pada 1984, mantan pelatih Timnas Belanda itu merilis lagu berjudul "Not The Dancing Kind".
Empat tahun setelahnya, Ruud Gullit kembali memasarkan lagu dengan judul "South Africa". Sayang, eksistensi Gullit di bidang tarik suara tak begitu cemerlang. Ia disebut lebih beruntung berkarier di dunia sepak bola.
3. Performa Menurun setelah Dihantam Cedera
Ruud Gullit merasakan puncak prestasinya kala berseragam AC Milan. Sayang, cedera lutut berkepanjangan membuatnya harus disingkirkan ke Sampdoria pada 1993 dan ke Chelsea pada 1995.
Meski cedera kaki yang menghantamnya cukup menganggu, Gullit tetap memberikan yang terbaik untuk klub yang dibelanya. Bahkan, di ujung kariernya bersama Chelsea, Ruud Gullit masih memberikan gelar Piala FA.
Advertisement
4. Menulis Buku
Bukan hanya moncer di lapangan, Ruud Gullit juga dikenal sebagai pria cerdas. Buktinya, ia pernah menerbitkan dua buku.
Dua buku tersebut berjudul "How To Watch Soccer" dan "Ruud Gullit Autobio". Sesuai dengan judulnya, dalam buku pertamanya itu Gullit mencoba mengajak pembaca untuk memahami sepak bola dengan baik.
Sementara pada buku keduanya, mantan pelatih AC Milan itu mencoba bercerita tentang kehidupan pribadi dan sederet prestasinya.
5. Sempat Bersitegang dengan Klub asal Russia
Pada 2011, Ruud Gullit sempat menghebohkan pemberitaan. Pria yang kini berusia 57 tahun tersebut pernah bersitegang dengan klub asal Rusia, Terek Grozny.
Perselisihan itu dimulai kala Gullit dianggap tidak profesional. Setelah 18 bulan teken kontrak, Gullit tak kunjung melaksanakan tugasnya sebagai pelatih.
Manajemen Terek Grozny bahkan sempat memberi ultimatum kepada Gullit. Menurut manajemen, Ruud Gullit memilih ke bar ketimbang mengawal latihan pemain Terek Grozny.
Advertisement
6. Pernah Latih 6 Klub Besar
Setelah memutuskan pensiun pada 1998, Ruud Gullit mulai menjajal panasnya kursi pelatih. Setidaknya, ada enam klub besar yang pernah ditangani Ruud Gullit.
Enam klub tersebut adalah Chelsea, Newcastle United, Feyenoord Rotterdam, LA Galaxy, dan Terek Grozny. Sayang, performanya sebagai pelatih tak begitu moncer.
Ia hanya berhasil membersembahkan satu gelar saja sepanjang kariernya sebagai pelatih. Gelar tersebut direngkuh Gullit bersama Chelsea yakni Piala FA.
Disadur dari Bola.com (Penulis Hesti Puji Lestari/Editor Yus Mei, Published 4/12/2019)