Pandemi Corona Covid-19, Arsenal Masih Nego Pemain Soal Pemotongan Gaji

Bagi klub-klub Liga Inggris, pandemi virus corona mengguncang keuangan mereka

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 16 Apr 2020, 14:45 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 14:45 WIB
Logo Arsenal
Arsenal akan mencari sosok direktur olahraga untuk mengurusi transfer dan kontrak pemain. (doc. Arsenal)

Liputan6.com, London - Negosiasi antara Arsenal dan para pemainnya soal pemotongan gaji lantaran pandemi virus corona covid-19 berlangsung alot. Namun pihak klub menegaskan, jalannya negosiasi cukup produktif.

"Selama 10 hari terakhir, kami berdiskusi dengan mereka soal tantangan finansial yang akan hadir dan bagaimana rencana kami menghadapinya," tulis pernyataan Arsenal.

"Ini adalah diskusi produktif soal bagaimana pemain kami mendukung klub mereka dengan cara yang sesuai," tulisnya lagi.

Sebelumnya, Arsenal berinisiatif memotong gaji para pemain untuk menyelamatkan keuangan klub di tengah pandemi virus corona. Langkah itu sudah diambil para petinggi klub.

Namun rencana itu kabarnya ditentang para pemain. Para pemain Arsenal hanya mau ada penundaan pembayaran gaji dan bukan pemotongan.

Bagi klub-klub Liga Inggris, pandemi virus corona mengguncang keuangan mereka. Pasalnya, klub-klub kehilangan pemasukan dari penjualan tiket dan hak siar pertandingan.

Akibatnya, nasib para karyawan dan staf klub terancam. Klub-klub pun berinisiatif melakukan pemotongan gaji untuk menghindari PHK.

 

Pangkas Pengeluaran

Olympiakos Depak Arsenal dari Liga Europa
Para pemain Arsenal menolak gajinya dipotong di tengah pandemi virus corona (AP Photo/Frank Augstein)

Dalam pernyataan resminya, Arsenal juga mengungkapkan telah memangkas sejumlah pengeluaran. Tak hanya itu, pemilik klub, Stan Kroenke juga diklaim berkomitmen menjaga keuangan klub agar tetap stabil.

"Kami juga benar-benar mengontrol pengeluaran kami. Kami telah menghentikan belanja dan dana operasional kami benar-benar telah diketatkan," tulis Arsenal.

"Pada awal bulan ini, para petinggi kami suka rela memotong sepertiga gaji mereka untuk 12 bulan ke depan," tulisnya lagi.

Belum Reda

Pandemi virus corona covid-19 belum mereda. Menurut data world o meters, Kamis (16/4/2020), sudah 2,08 juta orang dinyatakan positif virus corona di seluruh dunia.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan jumlah pasien terbanyak yakni 644.089 orang (28.529 meninggal). Peringkat kedua diduduki Spanyol dengan 180.659 kasus (18.812 meninggal), disusul Italia dengan 165.155 kasus (21.645 meninggal).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya