Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyebut skenario dilanjutkannya kompetisi tanpa penonton sulit diberlakukan di tengah pandemi virus Corona. Pasalnya, fanatisme pendukung sepak bola di Tanah Air terlalu tinggi.
Opsi melanjutkan kompetisi tanpa penonton menjadi pertimbangan di beberapa negara menyusul pandemi virus Corona. Dengan begitu, operator berharap kompetisi bisa selesai sembari memutus persebaran Covid-19.
Persib Bandung menjadi salah satu klub Indonesia yang mendukung langkah tersebut saat Shopee Liga 1 2020 kembali bergulir Juli mendatang.
Advertisement
Namun, Mochamad Iriawan menilai kebijakan itu mustahil diterapkan. Pendukung kemungkinan tetap hadir di luar stadion.
Dia memberi contoh kasus sebelumnya. Sudah banyak klub Indonesia terkena sanksi menggelar pertandingan tanpa suporter. Tapi, pendukung masih datang.
"Saya pikir Indonesia belum akan mencontoh negara-negara lain yang melakukan laga tertutup. Contoh pertandingan yang diputuskan digelar tanpa penonton dan sudah disosialisasikan jauh-jauh hari saja masih didatangi oleh ribuan fans," kata Mochamad Iriawan dilansir Antara.
"Mereka rela mendukung tim kesayangannya dengan hanya bernyanyi di luar stadion tanpa melihat pertandingan itu sendiri," tambahnya.
PSBB Juga Dipertimbangkan
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah juga jadi pertimbangan PSSI. Masyarakat diminta mengurangi aktivitas di luar rumah. Mochamad Iriawan khawatir kompetisi tanpa penonton bisa menjadi bumerang di tengah PSBB.
"Ada kekhawatiran kalau PSSI tetap memutar liga dengan tanpa penonton, para suporter tetap akan datang berkerumun. Itu menyalahi sosial distancing yang sedang dijalankan pemerintah," ungkapnya.
Â
Advertisement
Menunggu Hingga Mei
Shopee Liga 1 2020 dihentikan karena pandemi virus Corona ketika baru menghadirkan tiga putaran. Mochamad Iriawan menyatakan pihaknya bakal menunggu hingga akhir Mei sebelum memutuskan status kompetisi. PSSI tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan.
"Sehingga menurut saya pilihan menunggu status darurat bencana ini sampai akhir Mei adalah pilihan yang paling realistis saat ini," ujarnya.