Jakarta - Mantan pemain Manchester United dan Real Madrid, David Beckham, menjalani karier sepak bola yang penuh lika-liku. Pemain yang identik dengan nomor itu kerap dipuja-puja bak pahlawan. Tapi, ada satu momen ketika kariernya berada di titik nadir dan menjelma menjadi musuh publik nomor 1 di Inggris.
Momen yang mengubah hidup David Beckham tersebut adalah kartu merah yang diterimanya pada Piala Dunia 1998, tepatnya pada babak 16 besar saat Timnas Inggris berjibaku melawan Argentina.
Baca Juga
Kurnia Meiga Berpendapat Timnas Indonesia Tak Butuh Naturalisasi Emil Audero Mulyadi, Ini Alasannya
Pengamat: Keberhasilan Timnas Indonesia Mengalahkan Filipina di Piala AFF 2024 Bergantung pada Lini Tengah
Mauro Zijlstra, Penyerang Berdarah Bandung Ini Dikabarkan Akan Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia
Publik Inggris dan pencinta sepak bola dunia hanya bisa terperangah menyaksikan insiden setelah Beckham dilanggar gelandang Argentina, Diego Simeone dan jatuh ke tanah. Beckham tersulut emosi, mengangkat kaki kanannya, dan menendang Diego Simeone pada menit ke-47.
Advertisement
Wasit Kim Milton Nielsen dari Denmark tanpa ampun langsung merogoh kartu merah dari sakunya. David Beckham diusir keluar lapangan dan Timnas Inggris bermain 10 orang di sisa waktu pertandingan.
Saat insiden itu terjadi kedua tim membukukan skor 2-2. Dua gol Argentina masing-masing disumbangkan Gabriel Batistuta dan Javier Zanetti. Adapun Inggris mencetak gol melalui Michael Owen dan Alan Shearer.
Pertandingan panas tersebut tetap bertahan dengan skor 0-0 hingga perpanjangan waktu berakhir. Laga harus dirampungkan dengan adu penalti.
Inggris hanya bisa meratapi nasib. Tim Tiga Singa tak lagi bisa mengandalkan Beckham yang biasanya menjadi satu di antara eksekutor penalti. Timnas Inggris akhirnya takluk 3-4 pada adu penalti dan tersingkir dari Piala Dunia 1998. Impian The Three Lions kembali merengkuh trofi Piala Dunia lagi-lagi tertunda, padahal saat itu kans mereka dinilai sangat cerah.
Itulah titik balik perjalanan David Beckham. Setelah laga, hampir semua di Inggris kompak mengutuk bintang Manchester United itu. Dalam semalam Beckham berubah menjadi pecundang dan musuh publik nomor satu.
Lama setelah peristiwa nahas tersebut, kepedihan David Beckham belum benar-benar lenyap. Dia masih menyimpan penyesalan mendalam.
"Tak diragukan lagi, itu adalah momen terburuk dalam karier saya. Saya akan selalu menyesali aksi saya pada laga malam itu," kata Beckham, seperti dilansir BBC.
"Saya meminta maaf kepada pemain Inggris dan manajemen. Saya juga ingin para suporter Inggris tahu betapa dalam penyesalan saya," imbuh David Beckham.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Kerap Bermimpi Buruk
Dalam sekejap semua elemen di Inggris memusuhi David Beckham. Media-media Inggris menyalahkannya. Bahkan beberapa rekan setimnya juga menganggap Beckham bersalah, satu di antaranya Michael Owen. Pada buku otobiografinya Owen terang-terangan menyatakan Beckham pantas disalahkan atas insiden itu.
Tekanan terbesar yang dialami Beckham tentu saja datang dari suporter. Dia dibenci hampir di seluruh penjuru Inggris. Bahkan, di luar sebuah pub ada yang meletakkan boneka replika David Beckham dalam posisi digantung di lehernya. Beckham benar-benar menjadi sasaran kebencian.
Pelatih Inggris saat itu, Glenn Hoddle berharap publik jangan menyalahkan Beckham. Ia malah ingin semua di Inggris memberikan dukungan terhadap gelandang flamboyan itu. Tetapi, publik sama sekali tak mendengarkan.
Beckham terus menjadi sasaran teror, bahkan sempat mendapat ancaman pembunuhan. Teror itu bertahan lama, bahkan berlangsung sepanjang tahun.
Teror tersebut juga merepotkan Manchester United ketika Premier League musim 1998-1999 bergulir. Saat MU menjalani laga tandang pertama musim itu ke Upton Park, markas West Ham United, bus yang mengangkut pemain dilempari batu dan botol saat menuju stadion.
Tentu saja target dari penyerangan itu adalah David Beckham. Teror berlanjut saat pertandingan. Setiap David Beckham menguasai bola, selalu diiringi dengan cemoohan dan ejekan dari para penonton.
Teror semacam itu tidak berhenti dengan cepat. Setiap Beckham turun bertanding, insiden seperti itu terus terulang, hampir sepanjang tahun.
Beruntung, musim itu penampilan David Beckham bersama Manchester United tidak terpuruk. Perlahan tapi pasti Beckham bangkit dan menjadi salah satu motor keberhasilan Setan Merah meraih treble pada musim itu, dengan menjuarai Premier League, Piala FA, dan Liga Champions sekaligus.
Bertahun-tahun telah berlalu. Beckham tidak pernah bisa lupa. Tapi, dia juga mengaku mendapat pengalaman berharga. Momen pahit itu membantu Beckham cepat dewasa sebagai manusia.
Advertisement
Memalukan
"Peristiwa itu memalukan. Saya sering bermimpi buruk tentang Piala Dunia Prancis 1998. Itu akan selalu bersama saya," kata Beckham.
"Momen itu sulit bagi saya sebagai pemain dan sebagai manusia. Tapi, insiden itu membuat saya menjadi dewasa dengan sangat cepat," imbuh Beckham dalam sesi wawancara dengan majalah GQ.
Sumber: BBC, GQ, Mirror
Disadur dari Bola.com (Yus Mei Sawitri)