Mike Tyson Rela Jomblo Demi Juara Dunia di Usia Muda

Mike Tyson berbagi pelajaran hidup lewat acara yang dipandu oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 03 Okt 2020, 01:42 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2020, 01:00 WIB
Mike Tyson Vs Evander Holyfield
Mike Tyson dan Evander Holyfield kembali berduel di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas pada 28 Juni 1997. Akan tetapi, laga akbar ini harus dihentikan pada ronde ketiga, karena Tyson menggigit kuping Holyfield. (AFP/JOHN GURZINSKI)

Liputan6.com, Jakarta Setelah Muhammad Ali, Mike Tyson dianggap sebagai petinju kelas berat terbaik yang pernah ada. Demi meraih kesuksesan di atas ring, Tyson ternyata harus mengorbankan sebagian masa mudanya. 

Tyson menjadi juara dunia tinju kelas berat termuda sepanjang sejarah. Pria yang dijuluki Si Leher Beton itu meraihnya saat masih berusia 20 tahun 150 hari. Tyson menyandang sabut juara dunia kelas berat versi badan tinju WBC usai memukul KO Trevor Berbick pada ronde kedua, 22 November 1986.  

Sebagai petinju, kemampuan Tyson komplit. Bermulut besar, bertenaga kuda, dan dibekali pukulan yang mematikan. Sebelum merebut gelar juara dunia pertamanya, Mike Tyson sudah mengemas 27 kemenangan (27-0) di mana 25 di antarnya diraih lewat menghajar KO lawan-lawannya.

Sejak saat itu, namanya terus melambung di arena tinju profesional. Satu persatu gelar juara dunia berhasil direbutnya. Di era 1990-an, nyaris tidak ada yang tidak mengenal Tyson? Namanya dielu-elukan di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Duel demi duelnya sangat dinanti publik.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

Tidak Pacaran

Mike Tyson Vs Evander Holyfield
Mike Tyson dan Evander Holyfield kembali berduel di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas pada 28 Juni 1997. Akan tetapi, laga akbar ini harus dihentikan pada ronde ketiga, karena Tyson menggigit kuping Holyfield. (AFP/JEFF HAYNES)

Dalam perbincangan dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Mike Tyson menyampaikan kunci untuk menjadi juara di dunia tinju profesional seperti dirinya. 

"Dedikasi total dan mengorbankan kehidupan pribadimu," ujar Tyson dalam acara bertajuk Life Lesson from The Champ, yang ditayangkan secara Live Streaming oleh MolaTV, Jumat malam (2/10/2020).

"Dulu saya tidak pacaran, tidak punya banyak teman, tidak ke sekolah. Saya fokus berlatih tinju dan menjalani kehidupan sebagai petinju profesional," kata pria yang pernah menyandang gelar juara dunia tinju kelas berat versi WBA, IBF, dan WBC tersebut. 

 

Percaya Diri

Mike Tyson
Mike Tyson. (AFP/James Gilbert)

Selain dedikasi, Tyson juga berpesan agar tidak meragukan kemampuan diri sendiri. Sebab menurutnya, tanpa kepercayaan diri, seseorang bakal sulit untuk meraih apa yang diinginkannya.  

   

Cus D'Amato

Selain  tekad yang kuat, Tyson juga berterima kasih kepada Cus D'Amato. Dia merupakan pelatih yang menangani Tyson semasa muda. Tyson masih menganggapnya sosok yang berjasa dalam kariernya. 

"Cus D'Amato," jawab Tsyon menanggapi salah satu pertanyaan penggemarnya terkait sosok yang berpengaruh dalam perjalanan kariernya selama ini. 

Cus D'Amato memiliki nama lengkap Constantine D'Amato. Pria kelahiran New York, 17 Januari 1908 itu merupakan mantan petinju yang kemudian beralih menjadi pelatih dan manajer tinju. 

Dia yang pertama menemukan bakat Mike Tyson. Mereka bertemu saat Tyson berada di penjara. 

Selain sebagai pelatih, D'Amato berperan sebagai ayah bagi Tyson. Dalam buku autobiografinya, Tyson menyebut D'Amato sebagai satu-satunya sosok yang membuatnya takut. D'Amato meninggal Rumah Sakit Mount Sinai di Manhattan pada tahun 1985 di usia 77 tahun akibat penyakit penumonia.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya