Liputan6.com, Jakarta - Atlet Indonesia harus menempuh prosedur khusus setelah Pemerintah Jepang menetapkan Tanah Air sebagai negara kategori 1 dengan risiko tinggi infeksi Covid-19, jelang Olimpiade Tokyo 23 Juli-8 Agustus mendatang.
Salah satunya adalah anggota rombongan harus melakukan tes swab tujuh hari berturut-turut sebelum berangkat ke Tokyo. Panitia Olimpiade Tokyo (TOCOG) menetapkan langkah ini hanya untuk negara-negara kategori 1.
Baca Juga
“Indonesia masuk kategori 1 dan harus karantina 14 hari itu tidak perlu karena itu kebijakan untuk pengunjung umum,” ujar Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono, dikutip Antara.
Advertisement
“Sesuai akreditasi di mana Indonesia ada di kategori 1. Perbedaannya adalah kami hanya perlu melakukan tujuh kali swab selama tujuh hari berturut turut sebelum keberangkatan ke Tokyo, dan dua di antaranya wajib PCR, sisanya bisa antigen,” jelasnya.
Selain itu, wakil Indonesia juga tidak diperbolehkan berinteraksi dengan tim dari negara lain selama tiga hari setelah tiba di Jepang.
Saksikan Video Berikut Ini
Kasus Bertambah
Pemerintah Jepang menetapkan Indonesia sebagai negara kategori 1 karena tingginya jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya Indonesia berada di kategori 2.
“Peringkat itu ditentukan oleh pemerintah metropolitan Tokyo dan pemerintah Jepang, dan Indonesia saat ini berada di kategori 1 dengan risiko Covid-19 yang tinggi,” ungkap Ferry.
Selain Indonesia, beberapa negara yang masuk dalam kategori 1 adalah Afghanistan, India, Maladewa, Pakistan, dan Sri Lanka. Ferry mengatakan, status Indonesia bisa kembali turun apabila grafik kasus Covid-19 menurun.
Meski kategori 1, Ferry menegaskan status itu tidak menggangu persiapan, rencana keberangkatan kontingen Indonesia ke Tokyo, maupun aktivitas tim selama berlangsungnya Olimpiade.
Advertisement
5 Kloter
Keberangkatan tim Indonesia ke Tokyo terbagi menjadi lima kloter. Pertama tim bulu tangkis bertolak lebih awal pada 8 Juli untuk menjalani pemusatan latihan di Kumamoto.
Dilanjutkan dengan tim advance yang bertugas meninjau lokasi bertolak pada 15 Juli. Penerbangan selanjutnya adalah tim panahan, menembak, dayung, surfing, angkat besi, serta renang pada 17 Juli.
Penerbangan keempat adalah Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari dan ketua CdM bersama tim pada 20 Juli. Terakhir tim atletik pada 24 Juli.