Liputan6.com, Jakarta - Timnas Prancis bertekad melanjutkan kedigdayaan mereka di Piala Dunia 2022 Qatar yang akan berlangsung pada 21 November hingga 18 Desember.
Prancis tampil di Piala Dunia 2022 sebagai juara bertahan setelah memenangi edisi sebelumnya di Rusia pada 2018.
Baca Juga
Sejauh ini, Prancis masuk dalam jajaran lima tim yang paling banyak meraih gelar Piala Dunia. Di peringkat pertama ada Brasil dengan koleksi lima gelar.
Advertisement
Kemudian Jerman dan Italia berada di bawahnya dengan koleksi empat gelar. Setelah itu baru Prancis dan Argentina yang dua kali menjadi juara dunia.
Gelar juara pertama kali diraih Prancis pada Piala Dunia 1998 lalu. Kebetulan, saat itu Les Bleus bertindak sebagai tuan rumah.
Stade de France menjadi saksi betapa ganasnya Timnas Prancis saat itu, membantai Brasil sang juara bertahan di partai final.
Keberhasilan itu terbilang mengejutkan, lantaran Prancis pada awal turnamen hanya dinilai sebagai underdog.
Namun, Prancis tampil mengesankan di fase grup dengan selalu memenangi 3 laga. Rekor gol yang mereka catatkan juga ciamik, yakni 9 gol dan 1 kebobolan.
Catatan tersebut menjadi yang tertinggi di turnamen Piala Dunia 1998 atau edisi ke-16. Namun setelahnya, Prancis seperti kesulitan dalam mencatatkan kemenangan.
Di babak 16 besar, Les Bleus hanya menang 1-0 kontra Paraguay. Bahkan, bermain hingga perpanjangan waktu.
Beruntung, Laurent Blanc hadir sebagai penyelamat via gol yang dicetaknya di menit ke-113.
Jalan Terjal Prancis
Di babak perempat final Prancis bentrok dengan Italia. Mereka kewalahan menahan gempuran Gli Azzurri dan bertahan hingga babak adu penalti dengan skor 0-0.
Prancis akhirnya menang di babak adu penalti setelah dua penendang Italia, yakni Demetrio Albertini dan Luigi Di Biagio gagal menuntaskan tugasnya.
Setlah itu Prancis harus menghadapi Kroasia di babak semifinal. Laga ini juga terbilang berat karena lawan mereka juga tampil mengerikan. Di babak 8 besar, Kroasia melibas Jerman dengan skor 3-0.
Berbekal kemenangan sensasional Kroasia, wajar kiranya Prancis harap-harap cemas.
Tapi, sekali lagi, dewi fortuna agaknya memang berpihak kepada mereka karena skor akhir rampung dengan kemenangan 2-1 sekaligus mengantarkan mereka ke final.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Berharap Keganasan Zinedine Zidane
Di partai final, Prancis sudah ditungu Brasil yang berstatus sebagai juara bertahan. Saat itu, Brasil membawa anak muda berusia 21 tahun bernama Ronaldo.
Penyerang yang malang melintang di Eropa ini ketika itu tengah trengginas lantaran sudah mengantongi 4 gol jelang partai puncak.
Di satu sisi, Prancis memang punya Stephane Guivarc’h dan Thierry Henry. Tapi, nama yang disebutkan duluan urung mencetak gol meski diplot sebagai penyerang utama.
Satu-satunya sosok yang diharapkan membawa Prancis bersinar jatuh pada Zinedine Zidane. Nama yang barusan disebut memang tengah dalam top performa di kompetisi Liga Italia bersama Juventus.
Tapi, Zidane sempat menjadi pecundang. Jelang babak final, eks Real Madrid ini absen 2 kali karena kartu merah yang diterimanya saat di babak grup.
Zidane, faktanya, sempat absen dua kali di babak pemungkas grup dan babak 16 besar. Dan untuk urusan gol, dia baru mencetak 2 gol di laga normal dan 2 gol di babak adu penalti.
Dan lewat catatan itu pula, publik kian bermuram durja saja pada tim nasional mereka.
Pembuktian Zidane
Namun kenyataanya, Zidane sungguh fantastis. Laga ini seolah-olah menakdirkan Zidane adalah pemain terbaik.
Justru, citra buruk yang sudah disematkan kepadanya, perlahan luntur tatkala Ronaldo, yang ketika itu digadang-gadang akan tampil bersinar, malah ketiban apes.
Adapun, kedigdayaan Prancis diawali aat Zidane melepaskan umpan satu-dua sentuhan dengan bomber Stephane Guivarc’h. Hanya, kans dari pemain yang berusan disebut mentah oleh kesigapan bek-bek Brasil.
Sinar lampu Stade de France seakan hanya menyorot Zidane malam itu. Di hadapan 80 ribu penonton, Zidane seolah menjadi pemain paling bersinar di antara kilauan lampu stadion.
Dan benar saja. Tak lama dari umpan terukur terhadap Stephane Guivarc’h, Zidane kembali menciptakan peluang.
Kali ini, sodoran umpan lambungnya mengarah pada Youri Djorkaeff yang berdiri tanpa pengawalan di kotak penalti lawan. Sialnya, cerita kembali sama. Sundulan Youri Djorkaeff malah melambung seakan menjauhi gawang.
Nyaris setengah jam laga berjalan, gemuruh penonton mendadak riuh meneriaki nama Zidane. Pada menit ke-27, ia sukses menyudahi umpan lambung Emmanuel Petit dari situasi sepak pojok menjadi gol.
Gol pembuka kian membikin pemilik nama panggung Zizou ini nyaman. Dan saat pertandingan babak pertama rampung, Zidane kembali mencatatkan namanya di papan skor.
Situasinya mirip dengan gol yang pertama. Namun, saat melesakkan gol kedua, Zidane menerima umpan dari sisi kanan pertahanan Brasil.
Usai rehat, Brasil terus mengurung pertahanan Prancis. Dalam beberapa kesempatan, Tim Samba nyaris mempersempit defisit gol.
Namun, dalam situasi terdesak, Zidane bermain luar biasa. Sebelum gol ketiga Prancis tercipta, ia sempat melepaskan dua umpan kunci.
Pertama pada menit ke-82. Lowongnya pertahanan Brasil membuat Zidane leluasa melancarkan umpan matang terhadap Christophe Dugarry.
Kedua pada menit-menit akhir pertandingan kepada Petit. Hanya, dari dua kans tersebut, Petit yang sukses mengonversi umpan Zidane menjadi gol.
Cahaya redup Zidane di panggung Piala Dunia 1998 mendadak jadi kilau. Publik Prancis agaknya sepakat bila menyematkan pria keturunan Aljazair ini adalah salah satu kunci sukses tim nasional sepak bola mereka.
Advertisement
Skuad Prancis di Piala Dunia 1998
Zidane memang merupakan aktor utama keberhasilan Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998. Namun, naif rasanya jika tidak mengingat pemain-pemain penopang di sekeliling eks pelatih Real Madrid tersebut.
Berikut, skuad mengerikan Prancis saat juara Piala Dunia 1998:
1 Fabian Barthez | Kiper | AS Monaco
2 Lionel Charbonnier | Kiper | Auxerre
3 Bernard Lama | Kiper | West Ham
4 Marcel Desailly | Bek | AC Milan
5 Bixente Lizarazu | Bek | Bayern Munich
6 Vincent Candela | Bek | AS Roma
7 Laurent Blanc | Bek | Marseille
8 Lilian Thuram | Bek | Parma
9 Franck Lebouef | Bek | Chelsea
10 Alain Boghossian | Gelandang | Sampdoria
11 Didier Deschamps | Gelandang | Juventus
12 Youri Djorkaeff | Gelandang | Inter Milan
13 Christian Karambeu | Gelandang | Real Madrid
14 Emmanuel Petit | Gelandang | Arsenal
15 Robert Pires | Gelandang | Metz
16 Patrick Vieira | Gelandang | Arsenal
17 Zinedine Zidane | Gelandang | Juventus
18 Bernard Diomede | Gelandang | Auxerre
19 Christophe Dugarry | Striker | Marseille
20 Stephane Guivarch | Striker | Auxerre
21 Thierry Henry | Striker | Arsenal
22 David Trezeguet | Striker | Monaco