Liputan6.com, Jakarta Skandal pemalsuan paspor pemain Ekuador, Byron David Castillo akan mengguncang dunia sepakbola. Tak hanya berpotensi membuat Ekuador dicoret dari Piala Dunia 2022, FIFA juga akan menanggung malu atas kasus ini.
Ekuador lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar setelah menempati posisi keempat klasemen akhir babak kualifikasi zona CONMEBOL. Lolosnya Ekuador ini diikuti dengan diangkatnya kasus pemalsuan paspor Castillo oleh Chile.
Keraguan atas identitas Castillo pertama kali muncul pada tahun 2015 ketika usulan transfernya antara dua klub Ekuador, Norteamerica dan Club Emelec runtuh karena 'penyimpangan' dalam dokumentasinya.
Advertisement
Chile meyakini Ekuador harus kehilangan poin-poin di delapan laga yang sudah dijalani Castillo, plus memberi lawan-lawan Ekuador tiga poin.
Gugatan Chile itu ditolak oleh FIFA, dan memastikan Ekuador akan tetap memiliki hak untuk bermain di putaran final Piala Dunia 2022 pada akhir tahun nanti di Qatar.
"Setelah menganalisis bukti-bukti dari semua pihak terkait dan mempertimbangkan semua elemen yang diajukan sebelumnya, Komite Disiplin FIFA memutuskan untuk menutup proses gugatan yang dimulai terhadap FEF (Ssosiasi Sepakbola Ekuador)," demikian pernyataan resmi FIFA yang dilansir Reuters, 10 Juni 2022.
Asosiasi Sepak Bola Chili (FFCh) telah mengajukan banding pada 1 Juli lalu. Banding itu direspons oleh FIFA dan keterangan dari Castillo akan didengarkan pada 15 September 2022.
“Kami telah memberikan sejumlah besar bukti kepada FIFA yang membuktikan bahwa pemain itu lahir di Kolombia, dan akta kelahirannya di Ekuador palsu," kata FFCh, melalui pengacaranya Eduardo Carlezzo, dikutip dari The Athletic.
Tuduhan
Sportsmail baru-baru ini mendapatkan bukti baru lewat pengakuan mengejutkan dari sang pemain, bahwa ia memang menggunakan paspor palsu. Bukti itu terungkap dalam penyelidikan resmi yang ditutup-tutupi oleh Federasi Sepakbola Ekuador FEF).
Sebuah kisah yang luar biasa, tulis Dailymail 12 September 2022, yang terungkap beberapa hari sebelum Komisi Banding FIFA memutuskan kasus itu. Hal itu dapat mengubah siapa nantinya lawan Qatar di laga pembukaan Piala Dunia 2022.
Ekuador bergabung di Grup A bersama tuan rumah Qatar, Belanda dan Senegal. Dalam jadwal, partai Qatar vs Ekuador akan jadi laga pembuka pada 20 November 2022.
Kasus yang diajukan Chili berpusat pada tuduhan bahwa Castillo lahir di Tumaco, Kolombia, pada tahun 25 Juli 1995, sedangkan paspornya menyatakan bahwa ia lahir pada 10 November 1998 di General Villamil, Ekuador.
Ada dua akta kelahiran yang mencantumkan nama yang sedikit berbeda terkait dengan pemain yang juga diterbitkan oleh Sportsmail hari ini – satu dari Kolombia (Bayron Javier Castillo Segura) dan satu lagi dari Ekuador (Byron David Castillo Segura.)
Advertisement
Rekaman Audio
Sportmail juga telah mengeluarkan rekaman audio dari wawancara yang diberikan Castillo kepada penyelidik, yang jelas menyatakan dia lahir pada 1995 lalu, berlawanan dengan tahun 1998 lewat dokumen yang diberikan oleh Ekuador.
Castillo juga menyatakan bahwa nama lengkapnya adalah Bayron Javier Castillo Segura, sesuai dengan rincian akta kelahiran Kolombianya. Sedangkan pada sertifikat Ekuador namanya adalah Byron David Castillo Segura.
Castillo selanjutnya menjelaskan secara rinci meninggalkan rumahnya di Tumaco menuju San Lorenzo, yang terletak sekitar 50 mil di atas perbatasan di Ekuador.
Rekaman tersebut berasal dari wawancara formal yang dilakukan oleh kepala Komisi Investigasi FEF dengan Castillo pada tahun 2018.
Wawancara penting dengan Castillo di mana dia tampaknya mengakui bahwa dokumen resminya palsu terjadi di Ekuador pada Desember 2018. Dalam wawancara itu, Castillo ditanya oleh penyelidik, 'kapan tepatnya Anda lahir?' yang dia jawab, 'Di 95.' Pertanyaan penyelidik berikutnya adalah, 'Dan tahun berapakah KTP itu?' pertanyaan yang mendapat tanggapan '98.'
Nama Asli
Castillo kemudian ditanya, 'Siapa nama aslimu?' yang dia jawab, 'Bayron Javier Castillo Segura.'
'Saya melintasi perbatasan karena, Anda tahu, tim dari Tumaco bermain di San Lorenzo,' kata Castillo. “Saya pergi untuk melakukan beberapa uji coba di San Lorenzo, saya ingat itu dengan sangat baik. Saya tidak pernah dipilih untuk tim mana pun di uji coba itu, tetapi teman saya yang dipilih tidak pernah muncul, jadi saya pergi sebagai gantinya.
'Saya tiba dan saya tidak tahu bagaimana memperbaiki keadaan. Aku tidak tahu. Mereka mengatakan ini dan itu. Kami akan melakukan ini, kami akan membantu Anda. Aku butuh bantuan. Saya datang ke sini karena saya ingin membantu keluarga saya. Saya tahu situasi di Tumaco. Saya tiba dan mulai bermain tanpa masalah, tidak sadar. Dan sekarang saya melihat semua masalah muncul.'
Castillo juga menyebut pemilik Norteamerica, Marco Zambrano, sebagai orang yang bertanggung jawab menyediakan dokumen baru dan identitas palsu. 'Marco Zambrano melakukan segalanya untukmu di awal?' dia ditanya. 'Tentu, dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan membantu saya, ini dan itu,' jawab Castillo.
Advertisement
Tanda Tangan Berbeda
FA Chili telah memperoleh sertifikat baptis dari Tumaco atas nama Bayron Javier Castillo Segura, tetapi satu tidak ada atas nama Byron David Castillo Segura. Akta kelahiran Kolombia telah disahkan, tetapi akta kelahiran Ekuador tidak diakui oleh catatan sipil negara tersebut.
Selain itu, tanda tangan ayahnya Harrinson Jose Castillo dalam dokumen Ekuador tidak sesuai dengan tanda tangan dalam dokumen Kolombia.
Pada tahun 2018 sebuah laporan dari Direktur Jenderal Catatan Sipil di Ekuador menyatakan bahwa akta kelahiran Ekuador Castillo tidak ada dalam catatan internalnya, dan menyimpulkan bahwa itu palsu.
Chili berharap untuk menggantikan Ekuador jika mereka terlempar dari Piala Dunia, karena Castillo bermain melawan mereka dalam dua pertandingan kualifikasi di mana mereka hanya mengambil satu poin.
Jurnalis Matt Hughes, editor olahraga yang melakukan laporan tersebut, mengatakan bahwa “Ekuador menghadapi pengusiran dari Piala Dunia karena bukti baru paspor palsu, banyak identitas dan penyamaran yang jelas terungkap ... dengan audio dan dokumen mengkonfirmasikan bahwa Byron Castillovlahir di Kolombia”.