Liputan6.com, Jakarta - Pemain cadangan tidak boleh berkecil hati meski gagal memulai pertandingan sepak bola. Pasalnya, mereka tetap memiliki peran yang tidak kalah penting dalam usaha meraih kemenangan.
Para pelapis bisa menjadi penentu dalam meraih kemenangan dan mendapat julukan supersub. Mereka bahkan memiliki keuntungan karena sudah menyaksikan jalannya laga. Di sini pemain pengganti bisa melihat kekurangan rival, atau mengeksploitasi lawan yang tenaganya sudah berkurang.
Ole Gunnar Solskjaer merupakan contoh paling klasik. Sosok berkebangsaan Norwegia tersebut menghasilkan 28 gol bagi Manchester United meski berstatus pelapis. Torehan itu masih terbanyak sepanjang sejarah klub.
Advertisement
Dia juga sempat memegang rekor gol terbanyak sebagai pengganti pada era Premier League dengan raihan 17 gol, meski kemudian disalip Jermain Defoe.
Tentu, tidak semua pemain pengganti memberi dampak positif. Ada saja pelapis yang justru memberi petaka bagi tim.
Contoh teranyar hadir pada play-off Liga Champions antara Red Star Belgrade kontra Maccabi Haifa. Milan Pavkov masuk lapangan di menit ke-78 bagi Red Star. Dia lalu membuat gol bunuh diri pada menit akhir laga sehingga Maccabi Haifa menyamakan kedudukan 2-2 dan unggul agregat 5-4.
Mimpi Red Star bersaing dengan klub-klub elite Eropa pun kandas.
Â
Asa Bolivia
Marco Etcheverry memberikan dampak serupa di panggung terbesar sepak bola, Piala Dunia. Padahal dia merupakan pemain andalan.
Torehan empat gol Etcheverry pada kualifikasi membantu Bolivia lolos ke turnamen utama di Amerika Serikat mendampingi Brasil. Penampilan mereka di Negeri Paman Sam pun mengakhiri penantian selama 44 tahun.
Sayang Etcheverry terkena cedera sebelum turnamen. Meski begitu, pelatih Xabier Azkargorta tetap membawanya.
Pada laga perdana melawan Jerman, Etcheverry tampil sebagai pengganti pada menit ke-79. Kehadirannya di lini depan diharapkan membantu Bolivia yang tengah tertinggal 0-1. Sayang kehadirannya justru memberi masalah.
Baru empat menit di lapangan, Etcheverry dilanggar Lothar Matthaus. Dia gagal menjaga emosi dan balik menendang lawan.
Â
Advertisement
Tak Pernah Tampil Lagi di Piala Dunia
Atas reaksi tersebut, wasit tanpa ampun menganjarnya kartu merah. Etcheverry pun terkena sanksi disiplin sehingga melewatkan dua pertandingan selanjutnya di fase grup.
Mereka tumbang 0-1 dari Jerman. Meski bermain tanpa gol melawan Korea Selatan di partai selanjutnya, ambisi Bolivia melangkah ke babak gugur akhirnya punah setelah dikalahkan Spanyol 1-3 pada partai pamungkas.
Etcheverry tidak pernah tampil di Piala Dunia lagi hingga gantung sepatu tahun 2003.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)