Kisah Evan Dimas: Saya Rela Miskin demi Negara [4-Habis]

"Uang memang penting, tapi membela negara lebih penting," ujar Evan ketika menolak menjadi bintang iklan.

oleh jeffrey diperbarui 01 Nov 2013, 07:10 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2013, 07:10 WIB
evan-dimas-4-131031c.jpg
Nama kapten Timnas U-19 Evan Dimas kini amat tersohor di blantika publik sepakbola Tanah Air. Siapa tak kenal Evan Dimas? Sosok dan nama Evan Dimas sejak Timnas U-19 meraih Piala AFF U-19 tahun 2013 selalu diingat orang. Pemuda kalem itu kini telah menjadi ikon pemuda pekerja keras dan berprestasi.

Prestasinya bersama Timnas U-19 setelah lolos ke putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar pun langsung menarik sejumlah perusahaan untuk menggunakan ketenaran mereka memasarkan produknya.

Bersamaan dengan melambungnya nama U-19 yang seolah tak bisa dilepaskan dari nama Evan Dimas, muncul kabar tak sedap terkait statusnya sebagai pemain profesional. PSSI sempat tak mengakuinya sebagai pemain profesional karena Evan bermain di Klub Persebaya 1927 yang keberadaannya tak diakui PSSI.

Sempat Berstatus Pemain Ilegal

Evan Dimas masih terlalu muda untuk menjadi korban konflik internal PSSI. Publik sepakbola nasional sempat terkejut dan kecewa saat mendengar kabar bintang muda Indonesia itu dianggap pemain ilegal.

Informasi itu bermula dari pernyataan Sekjen PSSI Joko Driyono yang menyatakan bahwa PSSI tidak bisa mengesahkan status kapten Timnas U-19 Evan Dimas sebagai pemain profesional. Alasannya pemuda berusia 18 tahun itu kini bernaung di Klub Persebaya 1927 yang tidak diakui PSSI.

PSSI sudah memutuskan bahwa Persebaya yang asli adalah Persebaya yang berlaga di Divisi Utama dan baru saja promosi ke Indonesia Super Leagues (ISL) untuk musim depan. Keputusan itu dibuat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Borobudur, 17 Maret silam. PSSI pun menganggap Persebaya 1927 bukan anggota resmi PSSI.



Joko mengatakan bahwa persoalan status pemain yang baru saja membantu Indonesia meraih Piala AFF U-19 itu merupakan tanggung jawab Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang menaungi Persebaya 1927 dan bukan urusan PSSI.

"Keputusan pengesahan status dari Evan merupakan kewajiban LPIS. Jadi, PSSI tak berhak untuk mengesahkan status pemain yang klubnya non-anggota kita," ujar Joko.

Manajer Persebaya 1927 memang telah mengajukan proses legalisasi status pemain yang bernama lengkap Evan Dimas Darmono kepada PSSI sejak awal tahun 2013 silam. Namun PSSI enggan mengesahkan status Evan dari pemain amatir menjadi profesional. Alasannya, lagi-lagi karena Persebaya 1927 bukanlah anggota PSSI.



Pihak Persebaya 1927 selaku pemilik Evan mengajukan alih status sang pemain dari amatir ke profesional kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo selaku pengelola IPL, sebelum diambil alih PSSI beberapa waktu lalu. Tapi perubahan itu tetap harus mendapatkan persetujuan dari PSSI. Evan Dimas kini masih berstatus sebagai pemain amatir di klub internal Persebaya, Mitra Surabaya.

"Permasalahannya adalah klub tempatnya (Evan) bernaung itu statusnya tidak diakui PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia. Status Evan Dimas menjadi pemain profesional bisa diakui federasi kalau ia terdaftar sebagai pemain di klub profesional yang diakui PSSI," ucap Sekjen PT Liga Indonesia Tigor.

Sang Ibunda Tak Mau Ambil Pusing

Ibunda Evan Dimas, Ana jelas tak mau ambil pusing soal status pemain putra sulungnya itu. Ana lebih tertarik membahas prestasi anaknya yang telah berhasil mengharumkan nama bangsa dan negara ketimbang ngobrol soal status pemain Evan.

"Dia bersama teman-temannya sudah berjuang dan bekerja keras mengharumkan nama Indonesia. Semua tahu itu. Jadi tolong, jangan lagi kami dipusingkan dengan persoalan alih status itu. Biarlah Evan menjalani masa liburannya dengan tenang dulu," ujar Ana.



Armada Timnas U-19 setelah berlaga di Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo dan menjalani pertandingan yang menegangkan hingga lolos ke babak putaran final Piala Asia 2014 di Myanmar langsung mendapatkan jatah libur dari pelatih Indra Sjafri.

Saat ini, Evan sedang menikmati liburan yang diberikan jajaran pelatih Timnas U-19 bersama keluarga besarnya di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, Jawa Timur. Selain itu, Evan juga baru saja berkumpul dengan klub yang mendidiknya bermain sepakbola, PS Mitra Surabaya.

Pemilik Baru Inter Milan Erick Thohir Berminat

Pemilik Inter Milan dan raja perusahaan media massa di Indonesia Erick Thohir membicarakan Timnas U-19. Dia menganalisis bagaimana prospek Evan Dimas dan kawan-kawan di masa mendatang. Walaupun tak secara khusus siapa pemain yang dipilihnya ke skuat Inter, tapi Thohir diperkirakan akan mencoba merayu Evan Dimas ke Inter.

"Saya rasa pemain U-19 sekarang prospeknya ada. Tapi tinggal godaannya. Godaan tiba-tiba besar kepala karena jadi bintang, godaan timnya pecah, dan tidak jadi. Pokoknya banyak godaannya," ungkap pria yang juga aktif di bola basket ini menjelaskan.

Erick Thohir tak mau menyebutkan siapa pemain U-19 Indonesia yang paling potensial. "Saya rasa semuanya potensial. Tinggal siapa yang lebih potensial tidak bisa dibuktikan hari ini. Pembuktian itu harus dilakukan lima tahun mendatang di lapangan," tambahnya.



Mengenai peluang Evan Dimas dkk bermain di Inter, Thohir menyatakan, "Ketika bicara pemain muda, semuanya harus bertahap. Butuh kedewasaan untuk bermain di tim utama. Namun ini bukan berarti saya tidak mencari pemain U-19," ujarnya.

Ibunda Evan Dimas akan memberikan dukungan penuh pada anaknya itu. Apa pun yang menjadi keputusannya berkerier di sepakbola. Termasuk jika suatu saat memilih berlaga di luar negeri. Meskipun rasa waswas itu ada.

"Sebagai ibunya pasti ada perasaan bagaimana gitu (jika Evan main di luar negeri). Tapi, keputusan ada di tangan Evan, sebab dia yang akan menjalani," begitu ungkap Ana dalam sebuah kesempatan wawancara.

Sementara itu pembina Sekolah Sepakbola Mitra Surabaya tempat Evan bergabung, Dahlan Iskan hanya berpesan agar putra pasangan Condro Darmono dan Ana itu tetap rendah hati.

"Jangan sampai Evan Dimas kejiwaannya rusak karena khawatir saat ini dia sedang berada di atas angin, tapi dia lupa, akibat banyaknya pujian yang akhirnya lupa diri," kata Dahlan yang juga menteri BUMN itu.

Sibuk Main Bola, Pacar Jadi Terabaikan

Banyak penggemar Evan Dimas yang kalem dan pendiam itu bertanya-tanya, apakah bintang muda itu sudah punya pacar?

Evan ternyata sudah punya kekasih. Pacar El Capitano Timnas U-19 itu Isna Abdina. Nama pengguna @abdinaEVN di twitter itu disebut-sebut sebagai pacar Evan Dimas. Seperti dikutip dari twitter, @evhandimaz pada Minggu (20/10/2013) terlihat keduanya berfoto cukup mesra.



Evan kini tak punya banyak waktu untuk bisa bersama-sama dengan sang pacar layaknya pasangan muda-mudi yang sedang kasmaran. Kapten Timnas U-19 itu sehari-hari sibuk dengan jadwal latihan dan berbagai hal terkait aktivitasnya di pemusatan pelatihan.

Isna Abdina Pertiwi kekasih Evan adalah anak pertama dari tiga bersaudara kelahiran Semarang, Jawa Tengah. Dia tinggal di Surabaya sejak umur 5 tahun dan kini masih menempuh pendidikan S1 Fakultas Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya angkatan 2010.

Isna dan Evan berjumpa di SMA Shafta di kawasan Surabaya Barat. Mereka jadian menjalin kasih sejak 21 Mei 2011 lalu. Evan berusia lebih tua tiga tahun dari Isna.

Tawaran Jadi Bintang Iklan

Beberapa waktu belakangan ada sejumlah perusahaan yang menginginkan Evan Dimas dan kawan-kawan membintangi produk mereka. Kontan saja muncul pendapat pro dan kontra terkait masalah tersebut. Maklumlah, publik sepakbola Tanah Air yang lama merindukan tim sepakbola negeri ini berprestasi di dunia internasional, tak ingin Evan dan kawan-kawan 'terjerumus' ke dalam lingkaran dunia komersialisasi periklanan yang bisa mengganggu keberlangsungan prestasi mereka. 

Menpora Roy Suryo sempat menyatakan personel Timnas U-19 tak boleh menjadi bintang iklan. Namun pernyataan tersebut kemudian dikoreksi lagi. Tak lama kemudian muncul pernyataan Ketua Umum Badan Tim Nasional (BTN) La Nyalla Matalitti yang menegaskan bahwa Evan Dimas dan kawan-kawan jika menjadi bintang iklan bisa dicoret pelatih Indra Sjafri.



"Pemain yang telanjur menjadi bintang iklan di layar kaca, mungkin saja dicoret oleh pelatih Indra," ucap La Nyalla.

Sementara itu, pelatih Indra Sjafri percaya bahwa anak asuhannya tak akan langsung menerima tanpa adanya koordinasi. Pria asal Tanah Minang itu percaya bahwa Evan Dimas tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan terkait tawaran menjadi bintang iklan.

"Semua yang dilakukan mereka, pasti akan koordinasi dengan saya. Karena semua pemain Timnas U-19 adalah anak baik," ujar Indra Sjafri.

Evan sendiri menegaskan bahwa dirinya sudah menolak tawaran sebagai bintang iklan demi menjaga masa depan Timnas Indonesia U-19. Dalam sebuah wawancara talk show di televisi nasional, Evan Dimas ditanya soal penolakan terhadap tawaran iklan yang nilainya mencapai Rp 300 juta.



Evan Dimas yakin, bukan hanya dirinya saja yang menolak tawaran iklan tapi juga rekan-rekan di Timnas Indonesia U-19 yang bernada sama tentang sikap tersebut.

"Uang memang penting, tapi membela negara lebih penting. Kita masih muda dan harus bersabar. Jika nanti meraih prestasi, iklan-iklan yang nilainya besar pasti akan ada," ujar Evan bijak.

Aktivitas Evan dan Timnas U-19 yang begitu padat selama mengisi masa liburan yang diberikan pelatih Indra Sjafri ternyata membuat mereka kurang istirahat. Evan bahkan tumbang dan dilarikan ke rumah sakit. Bahkan bintang muda ini sempat dirawat di Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada Surabaya.

"Kami membawanya ke rumah sakit karena dia mengeluh capek dan mata berkunang-kunang. Saat itu langsung kami bawa ke RS BDH, karena dekat rumah," kata Ana.

Setelah sempat mendapat perawatan intensif selama dua jam di ruang ICU, kondisi Evan mulai pulih. Dokter meminta Evan supaya cukup istirahat.

"Begitu mendapat cairan infus, kondisi Evan terus membaik," kata dokter yang merawat Evan. (Vin)



Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya