Presiden Bayern Penasaran dengan Putusan FIFA

Presiden Bayern Muenchen Uli Hoeness mengaku terganggu dengan keputusan FIFA yang memperpanjang durasi voting Ballon d'Or.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Des 2013, 05:41 WIB
Diterbitkan 13 Des 2013, 05:41 WIB
uli-hoeness-131212c.jpg
Sekali lagi soal Ballon d'Or. Presiden Bayern Muenchen, Uli Hoeness, mengaku dirinya sangat terganggu dengan keputusan FIFA yang memperpanjang durasi pemungutan suara atau voting dalam Ballon d'Or 2013. Hoeness berencana akan melakukan investigasi jika keputusan tersebut memang direkayasa dan berjalan tidak demokratis.

Sebelum FIFA memutuskan memperpanjang pemungutan suara yang sejatinya berakhir pada 15 November lalu, bintang Bayern asal Prancis, Franck Ribery, diklaim berada di posisi paling terdepan alias paling diunggulkan untuk merebut penghargaan bergengsi tersebut.

Namun, dengan alasan masih minimnya jumlah suata yang masuk, FIFA memperpanjang durasi pemilihan sampai 29 November. Keputusan yang diduga sangat menguntungkan rival Ribery, bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo, yang tampil luar biasa bersama Timnas Portugal di laga play-off Piala Dunia (PD) 2014 melawan Swedia pada 15 dan 19 November.

Dalam benak Hoeness, perpanjangan durasi pemilihan tersebut membuat peluang Ribery meraih Ballon d’Or untuk kali pertama bakal berkurang jauh. Untuk itulah, Hoeness berjanji akan seksama melihat dan meneliti setiap suara yang diberikan sebelum dan sesudah deadline semula (15/11).

“Kami akan melihat setiap suara yang muncul sebelum 15 November dan suara yang datang sesudah tanggal tersebut. Saya merasa terganggu dengan (perubahan) periode pemungutan suara itu. Keputusan memperpanjang waktunya sangat tiba-tiba. Saya tak tahu ada apa di balik semua ini. Saya berharap pemilihan kali ini berjalan demokratis dan keputusan perpanjangan pemungutan suara tidak disebabkan hal-hal lainnya,” tegas Hoeness.

Sebelum reaksi Hoeness, kubu Barcelona pun mengungkapkan keheranannya dengan keputusan perpanjangan durasi pemilihan tersebut. Los Azulgrana mensinyalir putusan tersebut sengaja dilakukan untuk memberikan keuntungan bagi rival Messi: Ronaldo.(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya