Video Hoaks Sepekan: Kereta Peluru hingga Demonstran Tendang Gas Air Mata

Beberapa video hoaks telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com selama sepekan. Berikut rangkumannya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 12 Okt 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2020, 09:00 WIB
banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk video.

Misalnya saja video berisi kecepatan kereta peluru di Jepang dengan kecepatan 4.800 km/jam.

Dua akun Facebook yang menyebut kecepatan kereta peluru di Jepang itu tembus 4.800 km/jam adalah AURA7 dan Elkhama Oromid's. Keduanya mengunggah narasi yang sama di pertengahan bulan September 2020, yakni sebagai berikut:

"Kereta api peluru Jepun yang baru mencapai 4.800 km / jam yang tidak dapat dibayangkan, perjalanan dari stesen Shin Osaka ke Tokyo (515 km) hanya mengambil masa dalam 10 minit. Pada kelajuan maksimum, tak sampai sesaat untuk 1km jarak perjalanan.

Kelajuan mula di perlahankan pada jarak 280km untuk berhenti pada 515km."

Namun setelah ditelusuri, video yang menyebut kecepatan kereta peluru di Jepang menembus 4.800 km/jam adalah hoaks. Sumber video asli dalam deskripsinya menjelaskan bahwa itu adalah video simulasi fiksi dengan cara dipercepat secara artifisial alias editing.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Unjuk Rasa Menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Depan Gedung DPR

Gambar Tangkapan Layar Video Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR
Gambar Tangkapan Layar Video Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR

Sebuah video yang diklaim sebagai unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di depan gedung DPR, Jakarta beredar di media sosial. Video ini disebarkan akun Facebook Mak Nung pada 6 Oktober 2020.

Dalam video tersebut terlihat kericuhan antara massa aksi dengan polisi di depan gedung DPR. Terdapat juga logo KOMPAS TV dan narasi sebagai berikut:

BREAKING NEWS GAMBAR TERBARU

SITUASI TERKINI DI DEPAN GEDUNG DPR RI

Akun Facebook Mak Nung kemudian mengaitkan video berdurasi 1 menit 56 detik itu dengan aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di depan Gedung DPR, Jakarta.

"Polisi sdh main gas air mata , , , , aq cm heran dgn parpol" yg mau menandatangi utk mengesahkan omnibus law , di mn hati nurani kalian ???," tulis akun Facebook Mak Nung.

Setelah ditelusuri sebuah video yang diklaim sebagai unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di depan gedung DPR ternyata tidak benar.

Video yang diunggah akun Facebook Mak Nung bukan unjuk rasa menolak Omnibus Law, melainkan video demonstrasi menolak RUU KUHP dan Revisi UU KPK pada September 2019 lalu.

 

Video Bandung Malam Ini Berapi

Gambar Tangkapan Layar Video Suasana Kerusuhan di Jakarta
Gambar Tangkapan Layar Video Suasana Kerusuhan di Jakarta

Sebuah video yang menggambarkan kerusuhan beredar di media sosial. Video itu diklaim terjadi di Bandung, Jawa Barat pada malam ini.

Video tersebut disebarkan akun Facebook Herman Rajo Diateh pada 7 Oktober 2020. Video berdurasi 31 detik itu, merekam suasana kerusuhan pada malam hari.

Video itu direkam dari atas sebuah bangunan tinggi. Tampak terjadi kebakaran dan asap hitam pekat muncul dari lokasi. Jalanan di dalam video tersebut juga terlihat dipenuhi orang. Terdengar juga suara letupan senjata.

Akun Facebook Herman Rajo Diateh kemudian mengklaim bahwa video tersebut merupakan peristiwa di Bandung, Jawa Barat.

"Bandung malam ini berapi.......," tulis akun Facebook Herman Rajo Diateh.

Setelah ditelusuri video berisi suasana kerusuhan yang diklaim Bandung malam ini berapi ternyata tidak benar.

Video tersebut merupakan rekaman kerusuhan di sekitar gedung DPR, Senayan, Jakarta seusai demonstrasi mahasiswa menolak RUU KUHP dan Revisi UU KPK pada September 2019 silam.

 

Video Polisi Terbakar Diklaim Saat Unjuk Rasa Menolak UU Cipta Kerja

Klaim Video Polisi Terbakar saat Demonstrasi Menolak UU Omnibuslaw
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kalim video Polisi terbakar demonstrasi menolak UU Omnibuslaw

Cek Fakta Liputan6.com mendapat klaim video polisi terbakar saat demonstrasi penolakan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja.

Video tersebut beredar secara berantai di aplikasi percakapan WhatsApp bersamaan dengan aksi penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja di berbagai wilayah.

Dalam video menampilkan sejumlah orang mengenakan seragam polisi yang sedang berkerumun dan saling dorong dengan sejumlah orang menggunakan pakaian sipil.

Kemudian, ada yang melempar cairan ke arah kerumunan tersebut setelah itu muncul kobaran api dan membakar polisi yang ada di kerumunan.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, video polisi terbakar tersebut bukan saat demonstrasi penolakan UU Omnibus Law.

Peristiwa dalam foto tersebut merupakan aksi unjuk rasa yang menuntut belum jelas arah 6 program strategis "Cianjur Jago", kesejahteraan warga Cianjur di bidang sosial, pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup.

 

Video Demonstran Tendang Gas Air Mata

Gambar Tangkapan Layar Video Demonstran Menendang Gas Air Mata
Gambar Tangkapan Layar Video Demonstran Menendang Gas Air Mata

Sebuah video yang diklaim seorang demonstran menendang gas air mata saat berunjuk rasa di Bandung, Jawa Barat beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan oleh akun Facebook As Imran Khaitamy Daulay pada 7 Oktober 2020.

Dalam video berdurasi 2 detik itu, tampak seorang demonstran menendang gas air mata. Video itu diambil pada malam hari di sebuah jalanan kota.

Akun Facebook As Imran Khaitamy Daulay kemudian mengaitkan video tersebut dengan unjuk rasa di Bandung, Jawa Barat.

"Best moment at Bandung.... demonstran terbaik Masya Allah Dahsyat !" tulis akun Facebook As Imran Khaitamy Daulay.

Video yang diklaim seorang demonstran menendang gas air mata saat berunjuk rasa di Bandung, Jawa Barat ternyata tidak benar. Video tersebut merupakan bagian dari peristiwa unjuk rasa di Lebanon pada 2019 lalu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya