Cek Fakta: Tidak Benar Menggunakan Masker Berakibat Infeksi Staph

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim menggunakan masker berakibat infeksi staph

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Nov 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 20:30 WIB
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim menggunakan masker berakibat infeksi staph
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim menggunakan masker berakibat infeksi staph

Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim menggunakan masker berakibat infeksi staphylococcus yang biasa disingkat infeksi staph.

Klaim klaim menggunakan masker berakibat infeksi staph tersebut diunggah akun Facebook Peter Hemes, pada 28 Oktober 2020.

Unggahan tersebut berupa foto wajah sorang wanita yang mengalami luka pada bagian bibir.

Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Staph infection from wearing a mask."

Jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, sebagai berikut:

"Infeksi staph karena memakai masker."

Benarkah menggunakan masker berakibat infeksi staph? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim menggunakan masker berakibat infeksi staph menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Staph infection from wearing a mask'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Fact check: Staph infections are common and aren't caused by face masks" yang dimuat situs usatoday.com, pada 24 November 2020.

Dalam artikel situs usatoday.com, Baik Dr. Zaineb Makhzoumi, asisten profesor dan kepala bedah kulit di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, mengatakan masker wajah tidak menyebabkan infeksi Staph.

Dan pemeriksaan fakta dari klaim serupa dari Lead Stories dan The Associated Press mengutip setidaknya empat dokter lain yang mengatakan hal yang sama.

"Kami tidak pernah melihat atau mendengar atau memiliki hubungan antara penggunaan masker dan infeksi Staph," kata Makhzoumi, dia mencatat bahwa belum melihat peningkatan infeksi Staph pada pasiennya sejak dimulainya pandemi.

Dr. Adam Friedman, seorang profesor dan ketua sementara dermatologi di Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas George Washington berpendapat yang sama, bahwa masker tidak menyebabkan infeksi Staph, dan tidak lebih mungkin menyebabkan cedera atau abrasi pada kulit yang dapat menyebabkan infeksi.

“Apa pun yang dapat mengikis lapisan atas kulit dapat memfasilitasi masuknya bakteri,” katanya. "Itu tidak unik untuk topeng."

Dan lecet tersebut dapat dihindari dengan kebersihan dan perawatan kulit, seperti "mengoleskan pelembab wajah pada kulit yang lembab".

"Sekalipun ini adalah masalah nyata, ada cara untuk menguranginya," kata Friedman. "Ini bukan semua atau tidak sama sekali. Kamu bisa melakukan berbagai hal untuk melindungi kulitmu agar tidak menjadi masalah."

Makhzoumi mengungkapkan, sebagai seorang ahli bedah kulit, dia telah memakai masker secara teratur selama satu dekade, dan tidak pernah mengalami infeksi Staph atau konsekuensi kesehatan lainnya.

"Ada ratusan ribu orang dalam perawatan kesehatan dan yang telah memakai masker selama beberapa dekade dan dekade, yang tidak mengalami komplikasi seperti itu dan tidak ada efek samping seperti itu," katanya.

Baik Makhzoumi maupun Friedman mendorong masyarakat untuk terus memakai masker wajah guna memerangi penyebaran virus corona.

"Akhir segalanya adalah, kenakan topeng freakin, lindungi orang-orang di sekitar Anda dan diri Anda sendiri, jangan takut dengan risiko infeksi," kata Friedman.

 

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim menggunakan masker berakibat infeksi staph tidak benar.

Masker tidak menyebabkan infeksi Staph, dan tidak lebih mungkin menyebabkan cedera atau abrasi pada kulit yang dapat menyebabkan infeksi.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya