Marak Hoaks, Media Massa Kerja Keras Pisahkan Fiksi dan Fakta

Direktur Umum BBC, Tim Davie menilai penyebaran hoaks dan berita palsu bakal bertambah banyak seiring vaksinasi covid-19.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 28 Des 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2020, 16:00 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Umum BBC, Tim Davie menilai penyebaran hoaks dan berita palsu bakal bertambah banyak seiring vaksinasi covid-19. Ia pun menyebut pers harus bekerja keras untuk melawan hoaks tersebut.

Sepanjang tahun 2020 hoaks dan berita palsu memang semakin merajarela. Keparahan ini ditambah dengan sejumlah peristiwa seperti pandemi covid-19 hingga pilpres di Amerika Serikat (AS).

Davie menilai adanya hoakstersebut membuat masalah yang ditimbulkan semakin serius. Itu sebabnya media tradisional atau pers seperti bermain kucing-kucingan dengan hoaks di dunia maya.

"Kami harus bekerja keras lebih daripada tahun-tahun sebelumnya untuk memisahkan antara fiksi dan fakta. Kami harus menjaga agar sumber berita terpercaya tidak terbawa arus hoaks yang mengalir sangat deras," ujar Davie seperti dilansir Guardian.

"Kita harus sadari bahwa kita melawan hoaks yang didukung oleh aktor dengan dukungan dana yang kuat dan terorganisir. Mereka bertujuan menganggu masyarakat dan demokrasi," katanya menambahkan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Peran Vital

banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Vaksinasi covid-19 telah dilakukan beberapa negara di dunia. Davie berharap perang melawan hoaks terus dilakukan semua media massa.

"Ledakan hoaks atau informasi salah soal covid-19 merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Peran media massa untuk menjelaskan ilmu pengetahuan terkait vaksin dan memberikan suara untuk lembaga berwenang sangat vital," ujarnya.

"Selain itu sangat penting untuk mencegah penyebaran klaim yang salah dan konspirasi yang tidak berdasar. Sehingga usaha untuk mengakhiri krisis kesehatan global tidak gagal."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya