Liputan6.com, Jakarta - London School of Public Relations (LSPR) bersama Liputan6.com menggelar seminar daring bertema "Pandemi Covid-19 Sampai Kapan? Menjaga Kewarasan Melawan Hoaks dan Stigma". Seminar ini digelar untuk melawan hoaks terkait Covid-19.
Dua akademisi dari LSPR dan dua jurnalis dari Liputan6.com turut menjadi pembicara dalam seminar daring yang digelar pada Jumat 11 Juni 2021. Mereka adalah Senior Lecture LSPR dr Syafiq Basri Assegaff, Senior Lecture LSPR, B Sri Tunggul Pannindriya, Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6.com Elin Yunita Kristanti, dan Fact Checker Liputan6.com Adyaksa Vidi.
Baca Juga
Senior Lecture LSPR dr Syafiq Basri Assegaff menyebut bahwa literasi digital menjadi kunci untuk melawan hoaks, apalagi di masa pandemi Covid-19.
Advertisement
"Literasi digital dan literasi secara umum perlu ditingkatkan. Agar supaya jangan sembrono menelan informasi yang diterima," kata Syafiq saat menjadi pembicara, Jumat (11/6/2021).
Selain literasi digital, Syafiq menyebut media massa juga berperan penting dalam melawan hoaks. Menurut Syafiq, media massa bisa menjadi acuan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang valid.
Terpenting, kata Syafiq, semua pihak termasuk pemerintah, media massa, dan masyarakat pada umumnya sangat berperan menghentikan penyebaran hoaks.
"Kita semua punya peran penting juga, jadi jika ingin bangsanya hidup selamat, dan aman dari kita harus menghentikan penyebaran hoaks," ucap Syafiq.
Sementara, Senior Lecture LSPR, B Sri Tunggul Pannindriya mengungkapkan, derasnya arus informasi juga menjadi tantangan sendiri bagi media massa untuk melawan hoaks. Menurutnya, media massa terkadang bisa menjadi sumber penyebaran hoaks karena berita yang tidak lengkap.
"Tantangan media itu kecepatan informasi. Larinya apa kuantitas berita. Hoaks itu bisa jadi dari berita tidak lengkap," ungkap Tunggul.
Tunggul pun menyarankan agar media massa lebih memperkaya data dan informasi di setiap berita yang disajikan. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran hoaks akibat minimnya informasi dalam penyajian berita.
"Orang sampai kapan pun butuh informasi. Karena itu, kita beresin dulu jurnalismenya," kata Tunggul.
Â
Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Elin Yunita Kristanti menyebut hoaks mengenai Covid-19 sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat di Indonesia. Bahkan, muncul stigma dan ketakutan berlebih di kalangan masyarakat.
Contohnya, kata dia, pada awal munculnya Covid-19 di Indonesia banyak tenaga kesehatan yang menjadi korban dari ketakutan masyarakat. Mereka dikucilkan bahkan diusir dari tempat tinggalnya.
"Padahal harusnya tenaga kesehatan kita dukung, tapi malah jadi korban," kata Elin.
Menurut Elin, banyak faktor yang menyebabkan ketakutan berlebih terhadap Covid-19 di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah informasi hoaks. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk tidak asal berbagi informasi yang belum tentu benar.
"Minimal jangan asal kirim atau share informasi-informasi yang diterima," tutup Elin.
Â
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement