Ragam Hoaks Seputar Varian Covid-19, Simak Faktanya

Hoaks terkait covid-19 masih saja beredar di masyarakat. Salah satu hoaks yang kerap muncul belakangan ini adalah terkait varian covid-19.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 01 Jan 2022, 08:56 WIB
Diterbitkan 31 Des 2021, 15:00 WIB
ilustrasi Cek Fakta kesehatan
ilustrasi Cek Fakta covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks terkait covid-19 masih saja beredar di masyarakat. Salah satu hoaks yang kerap muncul belakangan ini adalah terkait varian covid-19.

Lalu apa saja hoaks terkait varian covid-19? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar Ada Varian Baru Covid-19 Bernama Delmicron

Beredar di media sosial postingan terkait varian baru covid-19 bernama Delmicron. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun yang mengunggahnya berada di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 26 Desember 2021.

Dalam postingannya terdapat artikel berjudul "Gegerkan masyarakat internasional, varian baru Corona Delmicron Gabungan Delta-Omicron"

Postingan itu hingga saat ini mendapat 268 komentar dan dibagikan 74 kali.

Lalu benarkah postingan yang mengklaim ada varian baru covid-19 bernama Delmicron? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar WHO Sudah Mendeteksi COVID-19 Varian Omicron Sejak November 2020

Kabar tentang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeteksi virus corona COVID-19 varian Omicron sejak November 2020 beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 29 Desember 2020.

Akun Facebook tersebut mengunggah gambar tangkapan layar dari situs WHO. Gambar tersebut berisi tabel data varian COVID-19 yang telah dideteksi WHO. Tertulis juga Omicron telah terdeteksi pada November 2020 di beberapa negara.

"Kebenaran Selalu Menemukan Jalannya Sendiri.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya telah menyatakan keberadaan Varian Omicron pada November 2020, dan banyak negara yang menyatakan bahwa varian itu adalah mutasi ringan saja. Tetapi anehnya sekarang hal yang sama diklaim sebagai sesuatu yang baru muncul dan sangat menular.

Jadi, anda bisa saja membohongi satu orang pada satu waktu. Tapi mustahil anda bisa membohongi semua orang di sepanjang waktu.

Kebohongan ibarat bangkai, jika tidak ketemu baunya pasti esok ketemu tulangnya," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat 2 komentar dari warganet.

Benarkah WHO telah mendeteksi virus corona COVID-19 varian Omicron sejak November 2020? Simak dalam artikel berikut ini...

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Hoaks Lainnya

Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

3. Cek Fakta: Tidak Benar Pfizer Siapkan Vaksin Covid-19 Booster Mingguan Untuk Cegah Lockdown Akibat Varian Omicron

Beredar di media sosial postingan terkait Pfizer yang menyiapkan vaksin covid-19 dan disuntikkan mingguan untuk mencegah lockdown akibat varian Omicron. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mengunggahnya berada di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 13 Desember 2021.

Dalam unggahannya terdapat cuplikan layar artikel berita berjudul "Pfizer Scientists Warn Weekly Vaccinations May Be Needed For Omicron Variant COVID-19 To Prevent Lockdown"

atau dalam Bahasa Indonesia:

"Ilmuwan Pfizer Peringatkan Vaksinasi Mingguan Mungkin Diperlukan Untuk Varian Omicron COVID-19 Untuk Mencegah Lockdown"

Lalu benarkah postingan yang menyebut Pfizer sedang menyiapkan vaksin covid-19booster mingguan untuk mencegah lockdown akibat varian Omicron? Simak dalam artikel berikut ini...

4.Cek Fakta: Tidak Benar Covid-19 Varian Omicron Tidak Menyebar Karena Tingginya Sinar Ultraviolet di Indonesia

Beredar di media sosial postingan terkait virus covid-19 varian Omicron tidak banyak tersebar karena tingginya tingkat sinar ultraviolet di Indonesia. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu yang mempostingnya berada di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 13 Desember 2021.

Dalam akun itu terdapat narasi sebagai berikut:

"Mengapa Indonesia lebih tahan terhadap Omicron-varian terbaru covid-19? Karena Indonesia bercuaca panas?

"Lebih karena tingkat sinar UV di Indonesia lebih tinggi"

Selain itu ada juga akun yang memposting dalam bentuk video dengan menambahkan narasi:

"Bersyukurlah Sinar UV (Ultraviolet) di Indonesia bisa menjadi tameng Virus Omicron"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim virus covid-19 varian Omicron tidak banyak tersebar karena tingginya tingkat sinar ultraviolet di Indonesia? Simak dalam artikel berikut ini...


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya