Liputan6.com, Jakarta- Hoaks kimia berbahaya digunakan untuk makanan beredar di tengah masyarakat lewat media sosial, kabar bohong ini harus dihindari sebab dapat menimbulkan kekhawatiran.
Untuk menghindari hoaks seputar kimia berbahaya digunakan makanan, bisa dilakukan dengan memastikan kebenaran informasi yang didapat sebelum mempercayainya.
Baca Juga
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menekan sejumlah hoaks seputar kimia berbahaya digunakan untuk makanan, setelah melakukan penelusuran.
Advertisement
Berikut kumpulan hoaks kimia berbahaya digunakan untuk makanan.
Produk Makanan Berlabel Apeel Sangat Berbahaya Penuh Bahan Kimia dari Rekayasa Genetik
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim produk makanan berlabel Apeel sangat berbahaya penuh bahan kimia dari rekayasa genetik. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Mei 2023.
Unggahan klaim produk makanan berlabel Apeel sangat berbahaya penuh bahan kimia dari rekayasa genetik tersebut menampilkan sebuah foto benda berlabel "Apeel" disrtai dengan barcode dan tulisan "PRODUCTION OF MEXICO", angka "4225".
Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Bagi yang suka berbelanja di supermarket,selalu teliti sebelum membeli ,jika nemu produk berlabel APEEL ,itu produk milik Bill Gates ,sangat berbahaya,penuh dengan bahan kimia dan berasal dari hasil rekayasa genetik ,GMO".
Benarkah klaim produk makanan berlabel Apeel sangat berbahaya penuh bahan kimia dari rekayasa genetik? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com simak hasil penelusurannya di sini....
Susu Milku Berbahaya karena Mengandung Formalin
Beredar di media sosial postingan yang mengklaim susu Milku mengandung formalin. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 25 Mei 2023.
Dalam postingannya terdapat gambar susu Milku rasa coklat dengan narasi sebagai berikut:
"Sebagai bahan laporan bapak ibu wali, kemarin dari pihak Puskesmas 2 melakukan pemeriksaan uji Lab pada jajanan anak. Ditemukan 1 produk minuman berBPOM yang didalamnya mengandung Formalin, yaitu Milkku.
Jika dikonsumsi 1 atau 2 kali TDK memberikan efek tapi jika dikonsumsi berkali2 akan menyebabkan gagal ginjal, jadi mohon untuk diawasi jajannya anak2. Dan mohon dukungannya supaya terealisasi kantin di dalam sekolah."
Lalu benarkah postingan yang mengklaim susu Milku mengandung formalin? Simak hasil penelusurannya di sini....
Advertisement
Daging McDonald's Beracun Karena Mengandung Ammonium Hidroksida
Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan postingan yang menyebut daging McDonald's sangat beracun karena dicuci menggunakan ammonium hidroksida. Postingan itu ramai dibagikan sejak beberapa hari lalu.
Salah satu akun mengunggahnya di Facebook. Ia mempostingnya pada 17 Desember 2021.
Dalam unggahannya terdapat narasi sebagai berikut:
"McDonald's kalah dalam pertarungan hukum dengan chef Jamie Oliver, yang membuktikan bahwa makanan yang mereka jual tidak layak untuk ditelan karena sangat beracun.
Chef Jamie Oliver telah memenangkan pertempuran melawan rantai makanan cepat saji terbesar di dunia. Oliver membuktikan bagaimana burger dibuat. Menurut Oliver, bagian daging yang berlemak "dicuci" dengan hidrogen amoniak dan kemudian digunakan dalam kemasan "kue" daging untuk mengisi burger. Sebelum proses ini, menurut penyaji, daging ini sudah tidak layak untuk dikonsumsi manusia."
Lalu benarkah postingan yang menyebut daging McDonald's sangat beracun karena dicuci menggunakan ammonium hidroksida? Simak dalam artikel berikut ini...
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement