Minimnya Pemahaman Literasi Digital Picu Banyaknya Hoaks di Medsos

Kurangnya kemampuan literasi digital masyarakat menjadi factor penyebab munculnya banyak hoaks.

oleh Raihan Alfriansyah diperbarui 16 Agu 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial. (Image by Natalie_voy from Pixabay )

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Studi Komunikasi dan Media (P2KM), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Deden Mauli mengatakan, pemahaman dan kurangnya kemampuan literasi digital masyarakat jadi faktor penyebab munculnya banyak hoaks di media sosial (medsos).

“Kekurangan ini masih menimbulkan ujaran kebencian dan hoaks. Kami bertanggung jawab untuk meningkatkan masyarakat sekitar untuk mengurangi ujaran kebencian dan hoaks,” kata Deden dilansir Antara.

Menurutnya, faktor ini yang menyebabkan banyak orang kurang hati-hati dan bijak dalam menyampaikan pendapatnya. Sehingga mudah mengeluarkan opini atau menyebarkan opini yang negatif serta menimbulkan kerawanan polemik.

“Menguasai keterampilan literasi digital, masyarakat dapat berpikir kritis dan bijak dalam menagkses, mengolah, dan menyebarkan informasi di media sosial,” ujarnya.

Deden menekankan agar pihaknya ikut mengkampanyekan pentingnya literasi digital dalam membangun iklim demokrasi yang positif untuk menyambut tahun politik, menjelang pemilu.

 

Demokrasi yang Sehat

Ilustrasi Literasi Digital
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Program kampanye ini dapat dilakukan oleh berbagai pihak yang peduli terhadap demokrasi yang sehat, terutama instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial.

“Banyak orang tak bisa membedakan kritik, sarkasme, hujatan dan ujaran kebencian karena sebenernya tidak ada kebebasan untuk menyebarkan kebencian, hasutan, dan fitnah atas nama demokrasi,” tegasnya.

Maka itu, perlunya kesadaran di kalangan politisi dan kontestan pemilu agar Indonesia menjadi lebih baik dengan mengahdirkan visi dan misi yang baik serta kampanye yang elegan untuk menghasilkan pemimpin eksekutif dan legislative yang berkualitas.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya