Menkominfo Minta Masyarakat Bijak Gunakan Media Sosial Demi Wujudkan Pemilu Damai 2024

Menteri Kominfo RI, Budi Arie Setiadi minta masyarakat bijak menggerakkan jempol dengan mendahulukan logika untuk berpikir kritis demi merealisasikan Pemilu Damai 2024.

oleh Julia Rizky Khoirunisa diperbarui 19 Nov 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2023, 12:00 WIB
Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam konferensi pers di kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (2/11/2023). (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam konferensi pers di kantor Kominfo, Jakarta, Kamis (2/11/2023). (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Jakarta - Diseminasi hoaks dan misinformasi tampaknya tak pernah absen dari keberlangsungan pesta demokrasi di Indonesia. Hasil Pemilu 2024 sangat menentukan masa depan Bangsa Indonesia, karenanya proses demokrasi harus dilandaskan dengan informasi yang mengandung nilai kebenaran.

Namun, membasmi hoaks tak bisa dilakukan dalam sekejap. Karena itu Menteri Kominfo RI, Budi Arie Setiadi mengimbau, masyarakat untuk lebih bijak dan kritis dalam menerima serta meneruskan informasi seputar Pemilu 2024 di platform media sosial.

"Saya ingin menyampaikan imbauan kepada para pengguna WhatsApp di seluruh penjuru tanah air. Saya mohon kepada saudara-saudaraku, bapak-bapak, ibu-ibu, dan semua pengguna WhatsApp tolong kendalikan jempolnya," tuturnya saat menyampaikan Keynote Speech Seminar dan Workshop Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat secara virtual dikutip pada Sabtu 18 November 2023.

Menurut Budi, check and recheck informasi yang diterima adalah suatu keharusan sebelum mempercayai dan menyebarkannya ke orang lain. Tujuannya adalah untuk menghindari kesalahpahaman dan polarisasi politik.

"Sebelum mempercayai dan forward pesan-pesan WA ke orang lain, cek dulu kebenaran informasinya. Jika pesan atau konten meragukan, tidak jelas sumbernya, provokatif dan manipulatif maka sebaiknya tidak usah ikut disebar," ucap Budi.

Ia juga turut mengajak, masyarakat Indonesia untuk berperan sebagai agen yang memberantas dan meluruskan misinformasi yang berpotensi mengganggu kedamaian proses Pemilu 2024.

"Misalnya dengan mengirimkan stempel hoaks dari Kominfo atau lembaga pengecek fakta lainnya untuk mengcounter disinfomasi yang beredar. Karena kolaborasi multistakeholder adalah kunci perwujudan pemilu yang damai," jelasnya.

Budi berharap, seluruh lapisan masyarakat ikut serta dalam mengumandangkan narasi Pemilu Damai 2024. Bijak menggerakkan jempol dengan mendahulukan logika untuk berpikir kritis adalah langkah awal dalam mendukung terwujudnya Pemilu Damai 2024 mendatang.

"Saya mengajak seluruh pihak, para penggiat literasi digital yang tergabung dalam Gerakan Nasional Literasi Digital, dan komunitas lainnya, seluruh platform digital, pelaku bisnis, akademisi dan seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama menggelorakan ruang digital yang sehat dan kondusif sepanjang Pemilu 2024 demi kejayaan dan kemajuan Indonesia tercinta," tutur Budi Arie.

 

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya