Liputan6.com, Port Moresby - Setelah melakukan pencarian selama puluhan tahun, para peneliti menemukan kembali anjing liar paling langka di dunia. Penemuan tersebut terungkap dalam ekspedisi terbaru oleh Universitas Papua di Pegunungan Papua Nugini.
Baca Juga
Advertisement
Kompleksnya penelitian tersebut dibangun selama 30 tahun tim peneliti yang dipimpin Dr I Lehr Brisbin dari Univesitas Georgia. Mereka menelusuri jejak dan kotoran dari anjing liar untuk membuat prediksi tentang keberadaan anjing liar itu.
Tim peneliti kemudian menggunakan sarang tersembunyi, aroma umpan, dan perangkap kamera untuk mendapatkan dokumentasi fotografi. Melalui sekuensing DNA yang dilakukan pada kotoran dan sampel biologis lainnya, Yayasan Anjing Liar Dataran Tinggi Papua Nugini akhirnya berani mengklaim bahwa anjing liar paling langka masih hidup dan berkembang di dataran tinggi Papua Nugini.
Melansir dari Iflscience, Rabu (05/03/2017), secara keseluruhan, tim telah mengumpulkan foto-foto dari 15 ekor anjing jantan, betina, dan anak anjing. Foto-foto itu diambil pada ketinggian 4.600 meter di atas permukaan laut, di sepanjang Puncak Jaya dan pegunungan tengah Papua.
Menurut yayasan tersebut, penemuan ini cukup menarik. Karena anjing liar tersebut merupakan spesies peninggalan dari keluarga canid (termasuk anjing domestik, serigala, dan rubah) dari waktu sebelum manusia mengenal pertanian dan memelihara anjing sebagai hewan peliharaan. Studi lebih lanjut terhadap keberadaan anjing liar paling langka itu kelak bermanfaat untuk memahami keluarga canid dan genetika manusia.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6