Mulia, Penjara Ini Ubah Narapidana Jadi Ustaz

Lembaga pemasyarakatan di Garut mendirikan pondok pesantren untuk membina para narapidana.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 24 Jul 2017, 18:31 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2017, 18:31 WIB
20170605-Pondok Pesantren di Dalam Lapas Malang-Tallo
Para santri Pondok Pesantren At Taubah di Lapas Klas I Lowokwaru, Malang, Senin (5/6). Pondok pesantren itu didirikan sebagai upaya pembelajaran, kajian religius, serta upaya penyadaran bagi 400 santri yang merupakan narapidana. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Hidup di dalam penjara tentu tidak menyenangkan. Menatap jeruji besi, tidur di ruangan sempit, serta menyantap makanan sederhana menjadi rutinitas hidup di dalam penjara.

Namun, hal berbeda bisa ditemukan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Garut, Jawa Barat. Lapas atau penjara ini mendirikan pondok pesantren (ponpes) untuk berikan pembinaan terhadap narapidana. Namanya pesantren Taubatul Mudznibin.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Jawa Barat, Susi Susilowati, mengatakan bahwa pendirian ponpes Lapas Klas II B Garut merupakan yang kedua setelah sebelumnya di Cianjur.

Menurut dia, pendirian lapas berbasis pesantren di Jawa Barat merupakan upaya untuk memberikan pembinaan keagamaan. Dengan demikian, para napi diharapkan mampu memberikan contoh yang baik saat kembali ke masyarakat.

"Nanti selepas keluar dari sini (lapas) mereka bisa menjadi santri-santri dan bisa jadi ustaz yang hebat. Apalagi, mereka punya pengalaman yang pahit. Paling tidak bisa bina keluarganya," kata dia.

Selain lapas berbasis pesantren, lembaganya telah memulai pembentukan 10 lapas berbasis industri. Para warga binaan akan mendapatkan berbagai keterampilan sebagai bekal mereka.

"Memang pesantren di lapas akan jadi ujung tombak pembinaan, nanti Jabar menjadi contoh untuk lapas lain di Indonesia berbasis pesantren," ujarnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, Sirojul Munir, sangat mengapresiasi berdirinya pondok pesantren di Lapas Klas II B Garut. Ia bangga karena ponpes tersebut bisa menjadi jalan dakwah bagi warga binaan.

"Walaupun sudah diinisiasi sejak 2009, pesantren di lapas bisa konkret berdiri hari ini. Apalagi, ada MoU (nota kesepahaman) antara MUI, Kemenag, dan lapas," kata dia.

Adanya pesantren di lapas menjadi jalan untuk MUI dalam memaksimalkan dakwah Islam. "Masalah dakwah itu tak terbatas dengan wilayah, komunitas, serta situasi kondisi. Dakwah merupakan kewajiban di setiap zaman dan waktu," tutur dia.

Adapun pemimpin Ponpes Taubatul Mudznibin, Lapas Garut, Useng Kamaludin, mengakui lembaganya sempat vakum karena masalah anggaran. Namun, seiring pentingnya pembinaan keagamaan, pesantren lapas kembali aktif.

Semoga ya, hidup para narapidana ini bisa jadi lebih baik.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya