HLSW, Ikon Tua Balikpapan yang Terancam

Diresmikan sebagai hutan tutupan oleh Kerajaan Kutai pada 1934 silam, HLSW kini berada di bawah tanggung jawab Pertamina MOR VI Kalimantan

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2017, 18:50 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 18:50 WIB
Edutrip CJA Balikpapan di HLSW
Untuk mengatasinya, dua tahun terakhir upaya pengamanan telah diperketat. Seperti dengan menggunakan alat ukur curah hujan dan kelembapan

Liputan6.com, Jakarta Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) menjadi salah satu ikon wisata paling tua di Balikpapan. Sayang, status tersebut seakan tak sakral, karena keberadaannya terancam.

Diresmikan sebagai hutan tutupan oleh Kerajaan Kutai pada 1934 silam, HLSW kini berada di bawah tanggung jawab Pertamina MOR VI Kalimantan. Hutan seluas 9.782 hektare ini merupakan satu dari sederet wujud program CSR perusahaan pelat merah itu.

“Ada banyak hal menarik yang dapat ditemukan di balik hutan seluas ini. Di sini, terdapat flora dan fauna khas terlengkap dibanding hutan lain di Kalimantan. Ada sembilan jenis primata, 1.007 spesies pohon, 234 jenis burung, dan 33 spesies anggrek,” ujar Agusdin, wakil manajer Pengelola HLSW Pro Natura, saat menyambut 18 finalis Citizen Journalist Academy (CJA) Balikpapan dalam agenda Edutrip, Kamis (19/10/2017).

Sederet fakta itu pula yang menarik perhatian turis asing untuk menyambangi hutan tropis ini. Agus menyampaikan, dalam 15 bulan terakhir, wisatawan dari 15 negara lintas benua datang ke HLSW.“

“Banyak wisatawan mancanegara yang datang khusus ingin melihat langsung burung endemik yang hanya ada di Kalimantan” ungkap Agus sembari memandu para finalis saat sesi tracking.

Sayang, di balik keindahan dan keunikannya, hutan ini tak luput dari ancaman. Seperti penebangan liar, perambahan, dan  perburuan satwa.

Meski dilakukan patroli kawasan secara intensif dan menyeluruh, masih ditemukan sejumlah pelanggaran. Ini disebabkan mudahnya akses masuk, terutama di areal Hutan Kemasyarakatan (HKM).

Kebakaran hutan dan lahan pun, masih menjadi momok besar bagi HLSW dari waktu ke waktu. Terbaru, bencana itu terjadi saat kemarau 2015-2016 lalu. Tercatat, ada 15 titik batu bara di hutan ini.

Untuk mengatasinya, dua tahun terakhir upaya pengamanan telah diperketat. Seperti dengan menggunakan alat ukur curah hujan dan kelembapan, dan penambahan dan perawatan pos keamanan diharapkan dapat mencegah ancaman selanjutnya. 

 

Penulis :

Nia Dahlia Putri – Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan

Finalis Citizen Journalist Academy - Energi Muda Pertamina Balikpapan

 

Ikuti juga liputan dan kegiatan Finalis Citizen Journalist Academy - Energi Muda Pertamina dari 3 kota di Indonesia melalui www.liputan6.com/pages/energi-muda-pertamina. Program creative mentorship dari Redaksi Liputan6.com, Indosiar bekerjasama dengan Pertamina untuk 90 mahasiswa kreatif yang telah lolos seleksi dari ribuan pendaftar di Jabodetabek, Semarang & Balikpapan.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya