Liputan6.com, Jakarta Sepanjang pandemi virus Corona, dokter dan ilmuwan telah belajar banyak tentang virus ini. Salah satu hal yang paling menakutkan dari Covid-19 adalah ia merupakan penyakit baru sehingga kita akan terus-menerus menemukan gejala baru.
Baca Juga
Advertisement
Beberapa kasus membuktikan bahwa penyakit akibat virus Corona lebih dari sekadar infeksi saluran pernapasan. Faktanya, penelitian baru menunjukkan bahwa beberapa gejala virus ini dapat berarti penyakit tersebut ada di otak Anda.
Penelitian baru dari Fakultas Kedokteran Universitas Cincinnati telah menentukan hubungan antara gejala yang dapat memberikan bukti lebih lanjut tentang dampak virus Corona pada otak. Apa saja? Ini dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Depresi dan anxiety
Ahmad Sedaghat, MD, dari Universitas Cincinnati mengatakan bahwa dia berasumsi depresi dan anxiety adalah akibat dari mengalami gejala Covid yang serius, seperti batuk dan sesak napas. Namun sebaliknya, ia dan timnya menemukan bahwa gejala-gejala ini hanya secara signifikan terkait dengan hilangnya kemampuan indera penciuman dan indera perasa.
"Kami pikir temuan kami menunjukkan bahwa tekananan psikologis dalam bentuk suasana hati yang tertekan atau kecemasan mungkin mencerminkan penetrasi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, ke dalam sistem saraf pusat," kata Sedaghat.
Â
Advertisement
2. Kehilangan kemampuan indera penciuman dan indera perasa
Gejala umum yang dialami orang dengan Covid ini sering dianggap "gejala paling tak mengkhawatirkan" dari penyakit ini. Tapi hubungan antara gejala-gejala ini dan kecemasan dan depresi menunjukkan adanya komponen neurologis yang signifikan.
Pada awal Maret, para peneliti menyatakan bahwa hilangnya kemampuan mengecap dan membaui sesuatu menunjukkan bahwa virus Corona telah menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini dapat berdampak pada otak pasien.
Â
3. Delirium
Menurut Alo Dokter, delirium adalah gangguan mental serius yang menyebabkan penderita mengalami kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar. Akibatnya, penderita mengalami kesulitan dalam berpikir, mengingat, berkonsentrasi, atau tidur.
Sebuah studi pada bulan Juli di jurnal Brain mengidentifikasi delirium sebagai gejala neurologis lain yang mengganggu dari virus Corona. Hingga 25 persen pasien mungkin mengalaminya.
"Kami harus waspada dan waspada terhadap komplikasi ini pada orang yang pernah menderita COVID-19," kata peneliti studi Michael Zandi, MA, dalam sebuah pernyataan.
Â
Advertisement
4. Canggung
Meskipun kecanggungan atau gugup bukanlah salah satu gejala umum pada penderita virus Corona, namun gejala ini dilaporkan dialami oleh mereka yang pulih dari Covid.
Seperti yang dikatakan James Giordano, PhD, profesor Neurologi dan Biokimia di Pusat Medis Universitas Georgetown, kepada Best Life, infeksi virus Corona dapat "menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam suplai darah ke otak, yang dapat menyebabkan berkurangnya kapasitas fungsional sel saraf."
Peradangan akibat Covid juga bisa masuk ke otak dan mengubah struktur sel saraf. Salah satu dari penjelasan ini mungkin menjelaskan kecanggungan yang dialami beberapa pasien.