Liputan6.com, Jakarta Taliban menangkap seorang pria yang diduga telah menjual lebih dari 100 wanita di wilayah Afghanistan bagian Utara. Wanita-wanita tersebut diberi iming-iming akan dinikahkan dengan pria kaya raya. Tentunya, hal ini menambah tegang situasi yang mana perdagangan manusia bukan lagi hal baru di Afghanistan.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari AFN, pria yang tidak disebutkan namanya itu ditangkap di Provinsi Jawzjan Senin (15/11) malam hari waktu setempat. Kepala Polisi Provinsi Taliban Damullah Saraj mengatakan pada wartawan setempat, "Kami masih dalam tahap penyelidikan, Kami berharap bisa mengetahui lebih banyak tentang kasus ini nanti”.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Janji Akan Dinikahkan Oleh Pria Kaya
Kepala Kepolisian distrik Jawsjan, Mohammad Sardan Mubarriz, mengatakan pada AFN bahwa pria itu akan menargetkan keluarga miskin yang putus asa untuk meningkatkan kondisi dan keadaan hidup mereka.
Pria itu akan berjanji kepada keluarga-keluarga tersebut bahwa dia akan menemukan mereka seorang suami yang kaya, lalu memindahkan mereka ke provinsi-provinsi yang berbeda dan kemudian akan menjual mereka sebagai budak. Dilaporkan pria tersebut menjual total 130 wanita demi uang.
Advertisement
Situasi Mengerikan
Masalah ini menambah situasi mengerikan di Afghanistan yang mana di negara tersebut hal ini bukan lagi persoalan baru. Perang, kejahatan, diskriminasi, korupsi, praktik ilegal dan perdagangan manusia. Lalu sekarang, Kemiskinan menambah potensi baru.
Orang-orang miskin dengan segala keterbatasan rentan diperlakukan tidak manusiawi, seperti perdagangan manusia ini. Afghanistan di masa lalu sebagai pusat perdagangan manusia, sistem keamanan perbatasannya yang kurang ketat mengakibatkan terbukanya pintu perdagangan manusia.
Pemerintahan Taliban
Kementerian dalam negeri sementara Taliban pada Selasa (16/11) menangkap sedikitnya 60 orang, termasuk pegawai kantor paspor karena memalsukan dokumen untuk mendapatkan paspor. Setelah mengambil alih Pemerintahan Afghanistan lalu, Taliban berupaya keras menurunkan kasus kriminal seperti pembunuhan dan penculikan anak dikota-kota besar.
Advertisement