Dijanjikan Akan Dinikahi oleh Pria Kaya, Ratusan Wanita di Afghanistan Malah Dijual

Taliban menangkap seorang pria yang diduga menjual lebih dari 100 wanita di wilayah Afganistan bagian utara.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2021, 21:02 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2021, 21:02 WIB
Ilustrasi penjara (pixabay)
Ilustrasi penjara (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Taliban menangkap seorang pria yang diduga telah menjual lebih dari 100 wanita di wilayah Afghanistan bagian Utara. Wanita-wanita tersebut diberi iming-iming akan dinikahkan dengan pria kaya raya. Tentunya, hal ini menambah tegang situasi yang mana perdagangan manusia bukan lagi hal baru di Afghanistan.

Dilansir dari AFN, pria yang tidak disebutkan namanya itu ditangkap di Provinsi Jawzjan Senin (15/11) malam hari waktu setempat. Kepala Polisi Provinsi Taliban Damullah Saraj mengatakan pada wartawan setempat, "Kami masih dalam tahap penyelidikan, Kami berharap bisa mengetahui lebih banyak tentang kasus ini nanti”.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Janji Akan Dinikahkan Oleh Pria Kaya

FOTO: Potret Wanita dan Anak-Anak Afghanistan di Tahun 1996
Sejumlah wanita yang mengenakan burqa melarikan diri dari Lembah Panjshir untuk menghindari kerusakan akibat pertempuran antara milisi Taliban dan pasukan pemerintah yang digulingkan di Gul Bahar, Afghanistan, 2 Oktober 1996. (SAEED KHAN/AFP)

Kepala Kepolisian distrik Jawsjan, Mohammad Sardan Mubarriz, mengatakan pada AFN bahwa pria itu akan menargetkan keluarga miskin yang putus asa untuk meningkatkan kondisi dan keadaan hidup mereka.

Pria itu akan berjanji kepada keluarga-keluarga tersebut bahwa dia akan menemukan mereka seorang suami yang kaya, lalu memindahkan mereka ke provinsi-provinsi yang berbeda dan kemudian akan menjual mereka sebagai budak. Dilaporkan pria tersebut menjual total 130 wanita demi uang.

Situasi Mengerikan

Antrean Permohonan Paspor di Afghanistan
Warga berkerumun di depan kantor keimigrasian yang baru-baru ini dibuka kembali di Kabul, Afghanistan, Rabu (6/10/2021). Mereka mengantre setelah Taliban mengumumkan akan mengeluarkan paspor yang disetujui oleh pemerintahan sebelumnya. (AP Photo/Felipe Dana)

Masalah ini menambah situasi mengerikan di Afghanistan yang mana di negara tersebut hal ini bukan lagi persoalan baru. Perang, kejahatan, diskriminasi, korupsi, praktik ilegal dan perdagangan manusia. Lalu sekarang, Kemiskinan menambah potensi baru.

Orang-orang miskin dengan segala keterbatasan rentan diperlakukan tidak manusiawi, seperti perdagangan manusia ini. Afghanistan di masa lalu sebagai pusat perdagangan manusia, sistem keamanan perbatasannya yang kurang ketat mengakibatkan terbukanya pintu perdagangan manusia.

Pemerintahan Taliban

Kehidupan di Afghanistan Usai Taliban Berkuasa
Warga Afghanistan berjalan di sebuah jalan di Kabul, pada Minggu (22/8/2021). Taliban merebut kembali kendali Afghanistan, hampir dua dekade setelah mereka digulingkan koalisi pimpinan AS. (AP Photo/ Rahmat Gul)

Kementerian dalam negeri sementara Taliban pada Selasa (16/11) menangkap sedikitnya 60 orang, termasuk pegawai kantor paspor karena memalsukan dokumen untuk mendapatkan paspor. Setelah mengambil alih Pemerintahan Afghanistan lalu, Taliban berupaya keras menurunkan kasus kriminal seperti pembunuhan dan penculikan anak dikota-kota besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya