Liputan6.com, Jakarta - Cacar monyet atau monkeypox merupakan infeksi ringan yang berasal dari hewan liar Afrika. Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1958 ketika dua wabah cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk diperiksa.
Saat itulah penyakit ini disebut sebagai “cacar monyet” seperti yang dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Lalu cacar monyet pertama kali terdeteksi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC).
Gejala penyakit ini sangat mirip dengan gejala cacar. Tupai, tikus berkantung Gambia dan dormice juga telah terdeteksi dengan infeksi ini selain dari monyet.
Advertisement
Melansir dari Times of India, Senin (25/7/2022), sebagian besar hutan hujan tropis Afrika dijajah oleh hewan yang rentan terhadap penyakit ini. Namun, penyebar cacar monyet di belahan dunia lain menciptakan kekacauan. Republik Demokratik Kongo (DRC) telah dilaporkan dengan jumlah kasus tertinggi.
Strain Kongo dan strain Afrika Barat adalah dua varian cacar monyet. Strain Kongo lebih fatal daripada strain Afrika Barat. Sementara strain Kongo memiliki tingkat kematian yang lebih rendah sebesar 1%.
Penyakit ini bisa menular ke manusia jika mereka digigit oleh hewan yang terinfeksi cacar monyet atau bersentuhan dengan darah, cairan tubuh, atau bulu hewan yang terinfeksi.
Mengkonsumsi daging hewan yang sakit tanpa dimasak dengan benar juga bisa menyebabkan penyebaran infeksi ini.
Selain itu, penyakit ini ditularkan di antara manusia melalui kontak dengan pakaian, tempat tidur atau handuk yang digunakan oleh orang yang terinfeksi yang mengalami ruam, kulit melepuh atau koreng.
Tetesan batuk dan bersin dari orang yang terinfeksi juga bisa terkontaminasi. Virus tersebut juga diduga menular secara seksual seperti dilansir para ahli. Namun, virus ini tidak begitu menular di antara manusia.
Baca Juga
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gejala cacar monyet
Masa laten virus cacar monyet adalah 21 hari setelah gejala mulai timbul. Gejala cacar monyet lebih ringan dibandingkan dengan gejala cacar. Demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan dan pembengkakan kelenjar getah bening adalah beberapa gejala dari virus cacar monyet.
Diikuti oleh gejala-gejala tersebut, individu mulai mengalami ruam pada kulitnya yang sering mulai muncul di wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Ruam terus menyebar sampai membentuk keropeng dan terlepas. Penyakit ini akan berlangsung selama dua sampai empat minggu.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pengobatan virus cacar monyet
Tidak ada pengobatan khusus yang telah ditemukan untuk virus cacar monyet. Secara medis, pasien disarankan untuk tetap diisolasi di rumah sakit agar penyakitnya tidak menyebar dan gejalanya bisa sembuh jika kambuh lagi.
Vaksin cacar digunakan di AS untuk pasien cacar monyet yang 85% efektif. Antivirus dan vaccinia immune globulin juga terbukti bisa disembuhkan untuk pasien cacar monyet.
Tindakan yang bisa Anda lakukan untuk mencegah cacar monyet
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah menyarankan individu untuk menjauh dari koloni-koloni yang dihuni oleh hewan yang terinfeksi cacar monyet.
Melakukan kontak dengan zat-zat seperti tempat tidur hewan yang sakit juga sangat dilarang. Isolasi dianjurkan untuk pasien yang terinfeksi cacar monyet.
Jika seseorang telah melakukan kontak dengan pasien atau hewan yang terinfeksi, maka ia harus mencuci tangan dengan benar dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih berbasis alkohol yang efektif.
Advertisement