Kepala Komite Piala Dunia 2022 Pastikan Qatar Aman Bagi Kaum LGBT

Qatar, yang sekarang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, dipastikan aman untuk kaum gay dan LGBT.

oleh Ine Vania Putri diperbarui 30 Nov 2022, 12:20 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2022, 12:20 WIB
Hassan Al-Thawadi
Kepala Piala Dunia Qatar Hassan Al-Thawadi (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Doha - Piala Dunia Qatar 2022 telah diselimuti kontroversi sejak FIFA, Badan Pengatur Sepak Bola Internasional, menunjuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2010.

Namun, salah satu kontroversi terbesar yang paling bergema akhir-akhir ini mengenai perlakuan Qatar terhadap orang-orang dari komunitas LGBT. Hal ini telah menjadi topik hangat selama turnamen Piala Dunia 2022.

Terlebih saat Inggris dan tujuh negara Eropa lainnya diberitahu untuk tidak mengenakan ban lengan 'OneLove' selama pertandingan, beberapa hari sebelum Piala Dunia 2022 dimulai.

Penyerang andalan sekaligus kapten Inggris, Harry Kane akhirnya memilih untuk tidak mengenakan ban lengan tersebut. Apabila masih kekeuh mengenakannya, akan diberi sanksi dengan kartu kuning dan kemungkinan hukuman lainnya.

Kepala Komite Piala Dunia Qatar 2022, Hassan Al-Thawadi, telah berbicara mengenai masalah ban 'OneLove'. 

"Jika itu dilakukan secara khusus untuk Qatar, saya punya masalah dengan itu. Jika itu adalah sesuatu yang akan dilakukan dan negara-negara Eropa akan memakainya terus-menerus maka itu terserah mereka," kata Al-Thawadi dalam wawancaranya bersama Piers Morgan untuk Talk TV dikutip dari Talk Sport pada Rabu, 30 November 2022.

Mengenai kartu kuning bagi mereka yang mengenakan ban lengan 'OneLove', Al-Thawadi, mengatakan,"Ini adalah keputusan yang dibuat FIFA antara mereka dan negara-negara Eropa dan itu menjadi pertentangan. Itu adalah diskusi di antara mereka.".

Aman Bagi Semua Orang untuk Berada di Qatar

Aman Bagi Semua Orang untuk Berada di Qatar

Ban Kapten One Love Dilarang, Kapten Inggris Pakai Jam Tangan Rolex Pelangi Seharga Rp9,8 Miliar
Harry Kane, kapten Inggris pakai jam tangan rolex pelangi simbol LGBT di Piala Dunia Qatar 2022. @harrykane.

Dalama wawancaranya, ketika dirinya ditanya mengenai kaum gay yang menunjukan 'kemesraan' di depan publik, Al-Thawadi mengatakan bahwa keintiman di depan umum bukanlah bagian dari budaya mereka. 

"Budaya kami sangat konservatif," katanya.

Lebih lanjut, dia, mengatakan,"Berpegangan tangan di jalanan tidak masalah. Berpegangan tangan di jalanan bagi siapa pun tidak masalah.".

Bahkan, Al-Thawadi menekankan bahwa aman bagi kaum gay untuk berada atau tinggal di Qatar.

"Aman bagi semua orang untuk berada di Qatar. Dengan tegas, ya. Saya pikir aman bagi semua orang untuk tinggal di Qatar," ujarnya

"Dari posisi kami, dan posisi pribadi saya, kami selalu mengatakan bahwa semua orang diterima (di Qatar)," Al-Thawadi menambahkan.

Kemudian dia menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja keras untuk menciptakan lingkungan dan untuk memastikan bahwa orang-orang dari semua bagian dunia, semua lapisan masyarakat datang ke Qatar, dapat terlibat dan berinteraksi dengan aman bersama orang-orang dari dunia Arab dan Timur Tengah.

"Meski kami mungkin tidak setuju pada hal-hal tertentu tapi semua orang disambut," katanya.

"Intinya adalah untuk menerima kenyataan bahwa kita tidak akan melihat mata ke mata tapi kita masih bisa saling menghormati satu sama lain dan masih menemukan cara untuk bergerak maju, merayakan bersama." tutupnya.

Qatar Terhadap Kaum LGBT

Ban Lengan 'OneLove' yang di larang Piala Dunia Qatar 2022
Ban Lengan 'OneLove' yang di larang Piala Dunia Qatar 2022 (AFP/Marco Bertorello)

Panitia penyelenggara Piala Dunia dan FIFA sebelumnya telah memberikan larangan ketat terkait penggunaan ban kapten yang bertulisan 'One Love'.

One Love itu sendiri merupakan salah satu kampanye untuk menyuarakan kebebasan bagian komunitas LGBT. Pasalnya hal tersebut sangat bertolak belakang dengan pemerintahan Qatar.

Qatar sebelumnya dengan tegas menyatakan sikap mereka kepada kaum LGBT. Kepala Keamanan Piala Dunia 2022, Abdullah Al Nasari mengharamkan simbol maupun bentuk kampanye lain dari kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Qatar.

Al Nasari menyatakan tidak akan bertoleransi mengenai apapun yang berkaitan dengan LGBT selama Piala Dunia 2022 berlangsung.

"Jika Anda ingin mengungkapkan pandangan Anda mengenai LGBT, lakukanlah dalam masyarakat yang bisa menerima hal itu. Jangan datang dan menghina seluruh masyarakat [kami]. Kami tidak akan pindah agama [hanya karena Piala Dunia] selama 28 hari," katanya seperti dikutip dari Sportsration.

 

Kontroversi dan Isu HAM

Piala Dunia 2022
FIFA resmi meluncurkan logo Piala Dunia 2022 di Doha, Qatar, Selasa (3/9/2019). (AFP).

Al Nasari juga mengatakan akan melakukan tindakan tegas andai simbol terkait kelompok LGBT muncul di stadion yang menghelat Piala Dunia 2022. Ia memastikan tindakan harus dilakukan sebagai pencegahan akan dampak buruk yang berpotensi terjadi.

"Jika seorang penggemar mengibarkan bendera pelangi di stadion dan bendera itu diambil, itu bukan karena kami ingin menyinggungnya tetapi untuk melindunginya," kata Al Nasari.

"Jika tidak (diambil) penonton lain bisa menyerangnya. Jika Anda membeli tiket, itu untuk menyaksikan pertandingan sepak bola dan bukan untuk berdemonstrasi," pungkasnya.

Infografis Piala Dunia 2022
Infografis Piala Dunia 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya